BERITABETA.COM, Ambon – Insiden pembacokan tujuh warga, Jikumerasa, Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru,  yang dilakukan Armin Ternate (AT) terus diselidiki aparat kepolisian di Polres Buru.

Penyelidikan dilakukan kepada tersangka terkait motif, dibalik insiden yang mengorban tujuh warga Jikumerasa, Rabu, (27/2/2019) hingga menyebabkan tujuh korban mengalami luka-luka serius dan dilarikan ke rumah sakit.

“Oknum pelakunya memang sudah diamankan, tetapi belum diketahui apa yang menjadi penyebab hingga yang bersangkutan memarangi tujuh orang secara membabi-buta,” kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat di Ambon, Kamis (27/2/2019).

Menurut dia, kalau ada yang mengatakan tindakan nekad tersangka AT itu karena kesurupan belum jelas karena polisi masih melakukan penyelidikan secara intensif.

Dia dilaporkan mulai mengamuk dalam rumah pamannya Rustam Ternate sekitar pukul 05:30 WIT lalu menuju rumah tetangga bernama Aidin Nurlatu kemudian masuk dalam kamar mengambil sebilah parang.

“Pelaku sempat mengancam orang dalam rumah tetangga tersebut lalu berjalan menuju sebuah pos caleg dan membacok Ny. Sofian, kemudian menuju jalan raya dan memarangi warga yang melintas,” jelas Kabid Humas.

Tujuh korban yang menderita luka bacokan akibat perbuatan Armin adalah Puasa Aunaka (61) mengalami luka sayat di bagian leger, Ilham Aunaka (23), luka potong di lengan kanan, Nurdin Buton (59) luka di leher kanan dan pipi bagian kiri, serta La Bima Kondoa (63) luka potong di lengan kiri.

Kemudian tiga korban lainnya yang menjadi sasaran pelaku pad ahari naas itu adalah Ida Ratnasari (25) menderita luka bacok di lengan kiri dan ada sayatan pada bagian dagu, Rasun (59) luka bacok hingga robek di punggung, dan Sofian (37) yang mengalami luka bacokan di punggung dan lengan kiri.

“Hingga kini tujuh korban amukan tersangka AT yang notabene saling bertetangga ini masih menjalani perawatan intensif di RS Namlea,” katanya.

Pelaku juga sempat menjalani perawatan medis di Puskesmas Namlea karena sempat dihakimi warga yang berupaya mencegahnya melakukan penganiayaan terhadap tujuh orang korban. (BB-DIO)