Engelina Pattiasina : Pemerintah Pusat Jangan Lupakan Hari Pattimura
“Kita bisa melihat ada pengerukan sumber daya alam, rakyat local tidak menikmati, tetapi justru menjadi korban. Apa bedanya dengan yang dilawan para pejuang pada masa lalu,” katanya.
Engelina khawatir kalau pemerintah melupakan semangat perjuangan Pattimura, maka jangan kaget kalau suatu ketika, generasi mendatang tidak tahu menahu dengan perjuangan pahlawannya pada masa silam.
Ia menegaskan, pemerintah sebaiknya mengembalikan perayaan Hari Pattimura secara nasional pada setiap 15 Mei. Sebab, saat ini, hanya rakyat Maluku yang merayakan Hari Pattimura.
“Bila situasi ini dibiarkan, maka kita sebenarnya sedang berproses menurunkan atau justru menghilangkan warisan perjuangan dari generasi terdahulu,” katanya.
Meski bukan sejarawan, kata Engelina, tetapi kalau disimak sangat jelas pengaruh Perang Pattimura akan munculnya perlawanan di tempat lain. Misalnya, pasukan yang dihadapi dalam Perang Pattimura, sebenarnya mereka juga yang menaklukkan Diponegoro.
Selain Pattimura, kata Engelina, Kapiten Tiahahu yang merupakan ayah Martha Christina Tiahahu juga layak ditetapkan menjadi pahlawan. Sebab, Martha Tiahahu terlibat sebagai pimpinan perang karena menggantikan ayahnya yang ditembak Belanda.
“Sekali lagi, kami mengharapkan pemerintah pusat untuk memperhatikan kembali perayaan Hari Pattimura. Dulu setingkat Presiden memberikan pidato resmi untuk merayakan Hari Pattimura, sekarang kok tidak pernah ada lagi. Kami rasa kok seperti dihilangkan begitu saja,” kata Engelina (BB-SS)