Gunung Botak Kembali Makan Korban, Seorang PETI Tertimbun Tanah Longsor

BERITABETA.COM, Namlea – Tambang emas ilegal Gunung Botak, Kabupaten Buru, kembali makan korban. Kali ini seorang penambang emas tanpa izin [PETI] atas nama Diman Drakel dilaporkan tertimbun tanah.
Korban lolos dari maut setelah berhasil diselamatkan dan dirawat di salah satu rumah di Jalur A, Desa Persiapan Wamsaid, KecamatanWarlata, Kabupaten Buru, Provisni Maluku.
Sampai berita ini dikirim, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Polres Pulau Buru.
Awak media yang berusaha mengkonfirmasi kejadian itu lewat Paur Humas Polres Buru, Aipda MYS Djamaludin, dan hanya mendapat menjelasan, bahwa lagi meminta informasi dari petugas di lapangan.
Informasi yang berhasil dihimpun awak media dari sejumlah sumber di kawasan Gunung Botak menyebutkan, kehadian itu terjadi Rabu lalu (28/9/2022), sekitar pukul 17.39 WIT. Lokasinya berada di tambang emas ilegal pada paritan tembak larut milik Yohanes Nurlatu.
Paritan tembak larut milik Yohanes Nurlatu dan kawan-kawan ini sudah lama beroperasi bahkan diduga kuat disokong sejumlah oknum pengusaha tambang ilegal dari luar Maluku.
Idikasi ini menguat, karena beberapa kali dilakukan penertiban di kawasan tersebut, namun paritan milik Yohanes Nurlatu dan kawan-kawan ini selalu beraktifitas.
Setelah terjadi kecelakaan di sore hari itu, sejumlah pekerja berusaha menolong Diman Drakel yang tertimbun Longsoran. Korabn akhirnya dapat dievakuasi dan dibawa turun dari GB pada Rabu tengah malam.
Sempat berhembus kabar hoakas di kalangan pekerja tambang, kalau telah terjadi pembunuhan di puncak Gunung Botak. Informasi ini membuat panik dan bersiaga di lokasi tambang milik mereka.
Para pekerja tambang ilegal akhirnya legah, setelah pada Kamis siang mendapat info, kalau tidak ada pembunuhan di puncak GB, melainkan hanya kecelakaan kerja.
"Korban Diman Drakel ada dirawat di Jalur A Wamsaid," jelas sumber keamanan Kamis sore.
Data yang berhasil dihimpun lebih jauh menyebutkan , geliat di tambang Gunung Botak kini semakin tidak terkendalikan.
Dalam pesan WhatsApp, beredar nama sejumlah oknum petugas yang menjadi kaki tangan para pengusaha tambang ilegal dari luar Maluku dan ada yang berperan menagih upeti dari usaha tambang ilegal ini (*)
Pewarta : Abd. Rasyid T