BERITABETA.COM, Ambon – Sejumlah kegiatan antisipasi terhadap ancaman mewabahnya virus corona (COVID-19) sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Maluku.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku Kasrul Selang, menjelaskan kesiapan Pemprov Maluku telah dilakukan sejak 27 Januari 2020, setelah virus corona mewabah dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang dilanjutkan dengan menggelar agenda rapat dengan sejumlah pihak atau dinas terkait.

“Tadi malam di Pelabuhan Yos Sudarso, sekitar 400 penumpang KM Ngapulu juga diperiksa petugas menggunakan thermometer gun,” kata Selang dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID – 19 di Maluku bersama OPD terkait dan dari unsur TNI/Polri, di lantai 7 Kantor Gubernur, Senin (16/3/2020).

Sekda menjelaskan, saat mereka mendapat informasi tentang dugaan salah satu warga di Saumlaki terjangkit viris corona pada 13 Februari lalu, pihak terkait segera mencari kebenaran informasi tersebut.

Hasilnya, pasien ini ternyata berstatus atau masuk kategori “Orang Yang Diawasi”. Pasien ini diketahui mengalami kelelahan usai menempuh perjalanan dari Kuala Lumpur, Malayasia.

“Meski begitu, kami tetap tindaklanjuti dengan pihak terkait,” jelasnya.

Menurut Selang, beberapa persoalan lainnya yang sedang mereka tindaklanjuti adalah mengenai kunjungan para turis di Maluku. Mengenai kunjungan ini, mereka telah berkordinasi dengan pihak Imigrasi.

“Juga ada beberapa persoalan mengenai sejumlah turis yang berkunjung ke Maluku,” ujarnya.

Mengenai penyediaan fasilitas rumah sakit, lanjut Selang, tempat tidur calon pasien virus corona di RSUD Haulussy yang sebelumnya berjumlah 6, kini bertambah menjadi 13 unit.

“Semoga ketigabelas tempat tidur itu tidak terpakai. Sementara untuk rumah sakit di Kota Ambon yang sudah memiliki fasilitasi ruang isolasi antara lain RSUD Haulussy, RST Latumeten dan RSUP Dr. Leimena,” jelasnya.

Untuk Pulau Seram, juga sudah disiapkan RSUD Masohi, di Tual Maluku Tenggara ada RS Karel dan di Saumlaki.

Selain itu, lanjut Sekda, saat ini pihaknya juga telah membentuk gugus tugas yang nantinya akan dikonsultasikan ke Gubernur Maluku. Kemudian dilakukan evaluasi ke kabupaten/kota se-Maluku, difasilitasi Dinas Kesehatan setempat dengan melakukan simulasi rekrutmen relawan.

Sekda mencontohkan, bila ada satu pasien yang diduga mengidap corona, di Pulau Romang misalnya, maka evakuasinya seperti apa?. Mungkisn saja dari Romang ke Tiakur, sementara di RS Tiakur belum ada ruang isolasinya. Maka ada kemungkinan pasien akan dibawa ke Ambon dengan menyiapkan ambulance laut,” ujar Selang. (BB-ENY)