BERITABETA.COM, Bula — Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) pada tahun 2025 ini mulai menjalankan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas P2KB SBT, Ismail Suwakul kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (31/1/2025) menerangkan, program Genting ini merupakan salah satu inovasi Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang sebelumnya dikenal Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Ini merupakan program 100 hari dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Kebetulan kita memang di BKKBN sekarang sudah menjadi salah satu kementerian tersendiri. Ini salah satu inovasi atau program pak Menteri terkait dengan Genting," terang Ismail Suwakul.

Suwakul menandaskan, program ini sasarannya kepada keluarga beresiko stunting kategori miskin dengan menggandeng mitra, baik dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), swasta, perusahaan media, mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun organisasi.

"Genting ini sasarannya itu ke keluarga beresiko stunting yang miskin. Nanti sasaran ini yang akan kita lakukan kedepan, terutama dengan cara menggaet mitra dari BUMN, BUMD, swasta, pihak media, teman-teman wartawan, mahasiswa, LSM atau organisasi," tandasnya.

Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) SBT ini membeberkan, mitra yang digandeng ini tujuannya untuk menjadi orang tua asuh kepada anak stunting tersebut dengan memberikan bantuan pada aspek nutrisi, non-nutrisi, akses air bersih dan edukasi.

Dia menambahkan, pada kategori nutrisi, Dinas P2KB mencari mitra yang bisa memberikan bantuan berupa uang senilai Rp 15.000 per hari, non-nutrisi ini berkaitan dengan pembangunan seperti perumahan.

Untuk air besih kaitannya dengan sanitasi dan lain-lain. Sedangkan edukasi ini bisa dilakukan oleh wartawan, mahasiswa, LSM maupun organisasi-organisasi profesi.

"Sistem dari pada Genting ini yaitu mencari mitra untuk menjadi orang tua asuh kepada anak stunting tersebut. Jadi ansih ada mitra-mitra tertentu yang kira-kira bisa mampu mendonasi atau menjadi orang tua asuh dari anak stunting miskin tersebut dengan empat item, pertama nutrisi, ada non-nutrisi, akses air bersih dan juga ada edukasi," bebernya.

Mantan Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bula ini berujar, dari 11 kabupaten/kota di Maluku, SBT menjadi daerah pertama yang memulai program tersebut dengan jumlah sasaran mencapai 218 yang tersebar di 15 kecamatan.

"Kebutulan ini baru mulai, makanya kita menjadi salah satu kabupaten yang duluan, kita laksanakan sekarang, walaupun hari senin baru dilaksanakan di Provinsi. Data kita secara keseluruhan Maluku itu 4330. Sedangkan untuk SBT sendiri itu 218 yang menjadi sasaran kita yang tersebar 15 kecamatan," pungkasnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi