Bahkan mereka pun masih diperbolehkan kembali lagi ke Yarusahlaim jika ingin berkumpul dengan keluarga mereka. Namun mereka tetap wajib membayar jizyah (pajak) jika mereka kembali sebagaimana penduduk kota - kota lainnya membayar jizyah.

Persyaratan yang tercantum dalam surat itu adalah di bawah perjanjian Allah, Rasul-Nya, Khalifah, dan umat Islam. (Riwayat Tarikh Imam Ath-Thabari).

426 tahun dibawah Daulah Islam penduduk Yerusalem hidup damai. Tak ada paksaan berganti iman. Islam, Kristen dan Yahudi tumbuh bersama. Surat Umar menjadi saksi,  sebuah janji yang tak lekang.

Kembali....

Banjir darah semata kaki ketika tentara salib merangsek masuk ke Masjidil Aqsa, Juli 1099 Masehi. 70 ribu jiwa melayang. Imam, ulama, ahli ibadah, orang yang sedang i'tikaf, para pendatang dan mereka yang tinggal di dekat tempat suci itu tewas ditebas pedang - pedang mereka. James Reston menuliskannya dalam buku Warriors of God : Pasukan - Pasukan Tuhan Perang Salib (2007).

Penulis Karen Armstrongpun ikut bariskan kata - kata semisal, lewat bukunya " Holy War : The Crusades and Their Impact on Today's World ". Tak perlu biadab atau tidak, semua ditebas remuk redam. Yerusalem banjir darah, bangkai manusia di mana - mana.

Penaklukkan ini tercatat sebagai tragedi paling mengerikan yang pernah disaksikan Masjid Al - Aqsa.  Baitul Maqdis selama 88 tahun dalam cengkeraman mereka.

2 Oktober 1187 M, bertepatan 27 Rajab 583 H, peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, bangsawan penting penjaga Yerusalem Balian of Ibelin, menyerah tanpa syarat kepada panglima perang Shalahuddin Al - Ayyubi.

Tentara salib mengenalnya dengan panggilan “Saladin". Seorang yang paling dihormati sekaligus ditakuti.

Usai penyerahan kekuasaan tersebut, Shalahuddin mengizinkan tentara salib pergi. Tak ada pembantaian terhadap penduduk setempat seperti saat kota itu ditaklukkan sebelumnya.

Kisah ini diangkat dalam film Kingdom of Heaven (2005) bahkan menjadi box office film Hollywood yang dianggap jujur dalam menceritakan Perang Salib. Ada adegan dimana terdapat dialog yang terpilih menjadi salah satu the best scene dalam film itu.

"Sebelum aku kehilangan, akan aku bumihanguskan tanah, tempat sucimu, tempat suci kami, setiap hal di Yerusalem yang membuat orang jadi gila, "  kata Balian of Ibelin pada Shalahuddin Al - Ayyubi.

"Aku akan memberikan semua orang pengawalan kembali ke tanah orang Nasrani. Setiap orang. Wanita, anak - anak, orang tua dan semua ksatria serta pasukanmu, juga ratumu. Rajamu, orang seperti dia, kuserahkan padamu dan terserah Tuhan akan berbuat apa untuknya. Takkan ada yang dilukai. Aku bersumpah pada Tuhanku " : jawab Shalahuddin.

"Orang Nasrani membantai setiap Muslim di dalam kota, saat mereka menguasai kota ini, "  sengit Balian menjawab dengan ketus.

"Aku bukanlah orang itu. Aku adalah Shalahuddin !, "  kali ini Shalahuddin menjawab dengan nada tegas.

Sebuah jawaban pendek namun memberikan jaminan yang hanya dimiliki seorang Muslim, janji yang tak akan pernah tercederai seperti dicontohkan manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad SAW.