Jubir Satgas Sebut Kasus Covid-19 di Maluku Turun Drastis
BERITABETA.COM, Ambon – Kasus aktif Covid-19 di wilayah Provinsi Maluku tersisa 3,34 persen, dari total terkonfirmasi positif 14.357 kasus.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Percepatan Pananganan Covid-19 Provinsi Maluku, Adonia Rerung, kepada wartawan di Ambon Minggu, (29/08/2021).
Ia menyebut, kasus aktif hingga Minggu (29/08/2021), turun drastis.
“Berdasarkan data sebaran kasus aktif di 11 kabupaten dan kota di Maluku kini tersisa 479 kasus atau 3,34 persen. Dimana (yang positif) mereka masih menjalani perawatan intensif," jelasnya.
Rinciannya, 425 orang dalam isolasi mandiri. Dan 76 pasien menjalani perawatan pada fasilitas kesehatan serta tempat isolasi terpusat di 11 kabupaten/Kota di Maluku.
Adonia mengatakan, Kota Ambon sebelumnya adalah daerah yang paling parah penularan Covid-19, sehingga berpengaruh terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Hasilnya angka kasus aktif menurun dan saat ini sisa 157 kasus.
"Sekarang ini cuma dua daerah saja yang jumlah kasus aktif Covid-19 di atas 100 orang. Yaitu; Kota Ambon 157 kasus, dan Kabupaten Maluku Tengah 101 orang. Dan 9 daerah (kabupaten/kota) rata-rata di bawah 50 kasus," ungakpanya.
Adapun 9 kabupaten dan kota itu masing-masing; Kota Tual (39), Kabupaten Maluku Tenggara tersisa 49 kasus, Buru Selatan 27 kasus, Seram Bagian Barat 20 kasus, Kabupaten Kepulauan Tanimbar 37 kasus.
Kabupaten Buru 15 kasus, Maluku Barat Daya 21 kasus, dan Seram Bagian Timur 6 kasus, dan Kepulauan Aru 7 kasus.
Ia membeberkan, saat kasus pertama ditemukan Maret 2021 di Maluku, hingga kini jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 14.357. Di mana angka kesembuhan seki8tar 94,88 persen atau 13.623 orang.
Untuk korban meninggal dunia 255 orang (1,78 persen). Jumlah kematian tersebut, kata dia, dari total kasus terkonfirmasi positif. Untuk pasien yang masih dirawat kini sisa 479 orang (3,34 persen).
Adonia mengimbau masyarakat Maluku agar tak lalai dan mengabaikan protokol kesehatan ketat. Alasannya, Maluku merupakan salah satu daerah yang dianggap tinggi penularan varian delta.
"Terapkan protokol kesehatan secara ketat agar kita semua terhindar dari penularan virus ini. jangan karena penurunan kasus drastic lalu kita lalai,” imbuhnya. (*)
Pewarta: Febby Sahupala