BERITABETA.COM, Ambon — Kabupaten Buru Selatan (Bursel) tercatat menjadi daerah penyumbang jumlah stunting tertinggi dari 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku.

Hal ini disampaikan Gubernur Maluku Murad Ismail dalam sela-sela kegiatan program membangun negeri 2023 yang diselenggarakan bersamaan dengan gerakan 11 September yang mengusung tema 'Kalesang Negeri Par Potong Pele Stunting Menuju Maluku Emas' yang digelar di kawasan Wailela, Kota Ambon, Senin (11/09/2023).

Murad membeberkan, jumlah angka stunting di Kota Ambon berada pada 21,1 persen, Kabupaten Buru 23,3 persen, Seram Bagian Timur (SBT) 24,1 persen, Kota Tual 24,9 persen, Maluku Barat Daya (MBD) 25,7 persen, Maluku Tenggara 26,8 persen, Maluku Tengah 27 persen, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) 27,5 persen, Kepulauan Aru 28,1 persen, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) 21,5 persen dan Buru Selatan (Bursel) tertinggi yaitu 41,6 persen.

"Kabupaten Buru Selatan tertinggi yaitu 41,6 persen," ungkap Murad Ismail.

Murad meminta kepada seluruh kabupaten/kota, terutama kepada bupati dan walikota agar bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku bergandengan tangan menurunkan angka stunting sesuai sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan 2024 angka stunting nasional menjadi 14 persen dan provinsi minimal 20 persen.

"Saya minta kepada seluruh kabupaten/kota terutama kepada bupati dan walikota agar kita bersama-sama bergandengan tangan untuk menurunkam stunting sesuai arahan presiden kita bapak Joko Widodo yang menginginkan di 2024 secara nasional itu angka stunting menjadi 14 persen dan di provinsi-provnsi minimal 20 persen," pintanya.

Dia menyarankan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bursel agar mengidentifikasi desa-desa di daerah itu yang angka stuntingnya masih tinggi untuk dilakukan intervensi oleh kabupaten.

Mantan Kapolda Maluku ini juga meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) setempat menyiapkan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan pengobatan massal dan penanganan stunting dengan menghadirkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.

"Pokoknya desa-desa mana yang stuntingnya tinggi, bikin intervensi dulu dari kabupaten. Nanti setelah itu baru cari waktu yang bagus, bikin kegiatan disana, pengobatan massal dan penanganan stunting kita turun keroyok sama-sama disana supaya stuntingnya bisa turun," pungkasnya. (*)

Editor : Redaksi