BERITABETA.COM –  Sudah sejak dulu, kisah pertempuran buaya dengan manusia, menjadi sebuah legenda yang cukup mengerihkan disimak. Misalnya yang terjadi pada masa  Perang Dunia II, yang menimpa tentara Kekaisaran Jepang saat merebut Pulau Ramree pada 1942.

Di tempat itulah terjadi salah satu kejadian paling mengerikan dalam perang. Dikutip dari The Vintage News pada Senin 24 Oktober 2016, pasukan Jepang yang sedang kalah itu menolak segala bujukan agar mereka menyerah. Namun mereka malah meninggalkan markas mereka, menuju ke rawa-rawa.

Malang bagi tentara Kekaisaran Jepang, mereka dibantai reptil pemangsa yang paling besar di dunia, yaitu buaya air asin. Jumlah populasi hewan itu tidak diketahui. Ternyata, tentara-tentara Jepang telah menjadi mangsa empuk buaya-buaya tersebut.

Kisah serupa juga terjadi sungai Ruzizi di bagian tengah Afrika. Disana terdapat seekor buaya monster yang hingga kini masih hidup. Buaya monster yang diberi nama Gustave ini, hidup di sungai sepanjang 117 kilometer yang mengalir dari wilayah Danau Kivu sampai dengan wilayah Danau Tanganyika di bagian tengah Afrika.

Sungai yang kerap disebut dengan Rusizi itu melintasi tiga negara di Afrika tengah, mulai dari Kongo, Rwanda dan bermuara di Burudi. Gustave hidup liar dan memakan korbannya yang berukuran jumbo salah satunya manusia. Korban akibat keganasan buaya itu diperkirakan mencapai 300 orang.

Gustave yang telah hidup lama di Sungai Ruzizi sangat pintar melarikan diri, hingga sampai saat itu ukuran tubuhnya belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan pengamatan tim peneliti dan para saksi mata, tubuh besar buaya itu mencapai 5.5 sampai dengan 7.5 meter.

Keganasannya tersebut dibarengi dengan sebuah ‘keahlian’ yang tak kalah mengerikan, yang membuatnya sangat sulit ditangkap. Simak kisahnya berikut ini.

Monster di Sungai Ruzizi Afrika ini, seperti dikutip dari odditycentral.com, telah berada di sana sekitar 60 tahun dan diperkirakan telah membunuh lebih dari 300 orang.

Gustave selalu mampu lolos dari penangkapan. Tidak ada yang tahu ukuran pastinya, ilmuwan dan orang-orang yang pernah melihatnya memperkirakan panjang tubuhnya 18 dan 25 kaki (5,5 sampai 7,5 meter).

Bobotnya lebih dari 2.000 lbs (900 kg), atau lebih dari setengah berat mobil khas. Saat ini dia adalah buaya terbesar di Afrika.

Awalnya Gustave diperkirakan berumur lebih dari 100 tahun, namun pengamatan lebih lanjut mengungkapkan dia memiliki gigi penuh, yang berarti dia jauh lebih muda dari itu.

Menurut film dokumenter PBS 2004 ‘Capturing the Killer Croc’ dia “hampir tidak bergigi”, diperkirakan “mungkin berusia lebih dari 60 tahun, dan mungkin masih terus tumbuh”.

Gustave memilki luka-luka ditubuhnya, luka itu ia dapatkan setelah terkena tembakan AK47 dari tentara yang mencoba menangkapnya.

Penduduk setempat mengatakan kepada National Geographic bahwa dia melarikan diri dengan “memakan peluru”.

Namun para ilmuwan membantah dengan mengatakan bahwa ukuran dan cirinya membuatnya sangat tahan peluru. Ilmuwan menambahkan karena ukurannya yang tidak biasa, Gustave tidak bisa berburu binatang-binatang kecil seperti ikan, antelop, dan zebra.

Dia memangsa binatang yang lebih besar seperti kuda nil, rusa, dan kadang juga manusia. Saat Gustave memangsa manusia dia tidak langsung memakannya, korban akan diseret ke dalam air, mencabik-cabik dan menenggelamkannya.

Buaya yang diperkirakan sudah hidup selama 60 tahun sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Ada yang menganggap bahwa hidup Gustave akan mencapai 100 tahun. Hal ini disebabkan karena ia masih memiliki jumlah gigi yang penuh. Sehingga para peneliti menyangka buaya itu pasti masuk kategori usia yang terbilang muda.

Menurut film dokumenter Capturing the Kill Croc, seiring dengan bertambahnya usia, buaya akan semakin lemah. Namun, buaya itu tidak menunjukkan tanda-tanda menua, bahkan tumbuh menjadi lebih besar. Karena bertambahnya ukuran tubuhnya, para peneliti mengklaim bahwa Gustave tak lagi memangsa hewan biasa seperti ikan, antelope ataupun zebra.

Gustave memangsa hewan yang lebih besar, seperti kuda nil, rusa, dan bahkan terkadang manusia. Menurut cerita masyarakat setempat, ketika buaya itu mulai memangsa manusia biasanya, mereka tak benar-benar memakannya.

Mereka akan menyeret mangsanya lalu memotong-motong jasad manusia sampai membuat mereka tenggelam tanpa dimakan. Sampai saat ini sudah diperkirakan lebih dari 300 korban manusia yang tewas dengan cara seperti itu oleh Gustave.

Buaya itu juga mempunyai banyak lubang pada kulit tubuhnya akibat tertembak peluru. Peneliti juga sempat melihat terdapat luka robekan yang cukup dalam pada bagian bahu kanan.

Asal-usul luka pada Gustave sebenarnya tak diketahui secara pasti. Namun, penduduk lokal percaya bahwa buaya itu sempat bergulat dengan tentara yang mencoba membunuhnya dengan senapan AK47. Menurut cerita yang dipercaya masyarakat lokal, buaya itu menelan peluru sambil melarikan diri.

Karena kehebatan buaya ini, Patrice Faye dan ilmuwan lainnya telah berusaha menangkap Gustave selama dua tahun. Perangkap seberat 3 ton yang memiliki banyak penjerat pun tak mampu menjebak Gustave, ia berhasil lolos.

Mereka berasumsi ukuran dari tubuhnya yang besar membuat peluru itu tak tembus ke dalam tubuhnya. Ukuran Gustave serta kelincahannya untuk berburu dan membunuh, membuat buaya itu dianggap sebagai setan oleh masyarakat setempat.

Berdasarkan kesaksian seorang warga, buaya itu sempat menyeret kerbau banteng dewasa dengan berat hampir mencapai 1000 kilogram ke dalam sungai.

Gustave pernah berusaha ditangkap oleh para tim peneliti. Mereka sampai harus menyiapkan waktu sampai dua tahun untuk menyelidiki tentang Gustave dan membuat sangkar seberat tiga ton dengan jerat khusus agar menangkap buaya besar tersebut.

Sayangnya, buaya yang dianggap sebagai jelmaan setan itu berhasil kabur dari upaya penangkapan tersebut.

Legenda Gustave menginspirasi sebuah film pada tahun 2007 berjudul “Primeval” berkisah tentang sebuah tim yang dikirim ke Burundi untuk menangkap buaya namun gagal (BB-DIP)

Disadur dari berbagai sumber