BERITABETA.COM, Ambon – Seekor buaya dengan panjang kurang lebih 4 meter ditangkap warga Desa Efule, Kacamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan (Bursel).

Dalam sebuah video yang diunggah di youtube Nar'Mar Aponno pada 30 Agustus 2021,   memperlihatkan seekor buaya yang diikat tali mencoba digiring warga desa di salah satu kali.

Menanggapi hal ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku telah berjanji akan melakukan pemindahan (translokasi) buaya tersebut mengakhiri konflik manusia dengan satwa di Desa Efule itu.

"Sampai saat ini saya sedang menunggu laporan untuk translokasi. Karena memang sumber utamanya itu adalah pakan, jadi kita cari tempat yang memang adalah habitat buaya itu," kata Kepala BKSDA Maluku, Danny H. Pattipeilohy, di Ambon seperti dikutip dari Antara,  Kamis (2/9/2021).

Pattipeilohy mengaku, pihaknya sudah mendapat laporan adanya konflik manusia dengan buaya tersebut di Desa Efule yang telah terjadi sejak akhir Agustus 2021.

Bahkan dalam video yang tersebar luas di media sosial menunjukkan bahwa buaya tersebut kini sudah ditangkap warga dengan tali. Namun, warga tidak berani mendekat karena satwa liar tersebut masih terlihat ganas meski di lehernya sudah terikat tali yang ujungnya diikat ke pohon.

Menurut dia buaya liar tersebut diperkirakan panjangnya mencapai empat meter dan sering muncul di sungai secara tiba-tiba ketika warga Desa Efule sedang mencuci, mandi dan beraktivitas di sungai.

Menurut dia, buaya tersebut naik ke permukaan karena untuk mencari makan. Karena itu, ia meminta masyarakat harus hati-hati.

"Karena memang sungai itu kebanyakan adalah habitatnya buaya," katanya.

Pihaknya menduga kerap munculnya buaya tersebut hingga meresahkan warga kemungkinan akibat adanya gangguan pada habitat asli satwa tersebut.

Secara alami, setiap binatang punya insting berburu di lokasi lain apabila pakan dihabitatnya semakin sulit didapatkan.

"Kenapa buaya bisa muncul, itu salah satunya karena pakan. Kalau pakannya tidak terancam tidak ada itu dia bisa naik ke permukaan," katanya.

Menurut dia, buaya tersebut kini sedang dilakukan penanganan oleh tim dari resort BKSDA. Kondisi buaya tersebut secara kasat mata terlihat sehat dan aktif, namun belum bisa dipastikan usia dan jenis kelaminnya.

"Kondisi buaya saat ini sehat, tetapi sementara sedang diikat untuk menjaga kemungkinan jangan sampai lepas," katanya.

Dikatakan, proses translokasi harus segera dilakukan, agar buaya itu bisa secepatnya dilepasliarkan.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar memasang papan informasi atau tanda larangan di tempat yang sering munculnya buaya, agar tidak terjadi lagi konflik dengan satwa itu.

"Jangan sampai ada yang ke sungai, lalu tiba-tiba buaya muncul, lalu nanti ada hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi," tutup dia (*)

Editor : Redaksi