Legenda Kaldi, ‘Qohwah’ dan Tradisi Ulama
Saking istimewanya kopi, di sana ada banyak tata cara, adab, dan doa-doa dalam meminum kopi menurut tradisi ulama Hadramaut. Tentunya, yang paling utama adalah ketika meminum kopi diusahakan harus dalam keadaan suci atau mempunyai wudlu.
Pertama, jika minum di pagi hari, hendakanya membaca al-Fatihah terlebih dahulu kemudian Ayat Kursi.
Kedua, jika di siang hari, maka membaca al-fatihah ditambah surat al-Quraish, al-Kautsar dan al-Ikhlas.
Ketiga, jika di minum tengah malam sama dengan apa yang dibaca di siang hari hanya saja ditambah dengan membaca ya Qowiyyu 116 X.
Keempat, jika di selain waktu diatas, maka cukup membaca al-Fatihah. Bisa juga ditambah ayat kursi.
Menurut sebagian ulama, maksud membaca al-Fatihah di sini adalah bertawassul atau menghadiahkan bacaan al-Fatihah kepada Rasulullah Saw, ulama, para wali, dan orang-orang sholeh yang sudah meninggal dunia.
Dari sini jelas sekali, bahwa kopi merupakan minuman para ulama Salafush Shalih sejak zaman dahulu yang secara turun menurun diikuti oleh ulama Hadramaut sampai sekarang.
Tradisi menikmati kopi bagi ulama Hadramaut adalah bukan sekedar tradisi biasa yang tak bernilai ibadah sama sekali. Justru, mereka meminum kopi dengan tujuan taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan tubuh mereka bersemangat dalam melaksankan ibadah dan dzikir kepada Allah SWT. Wallahu a’lam (*)