BERITABETA.COM, Namlea – Oknum mahasiswa asal Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditetapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, akhirnya dievakuasi ke Kota Ambon, Jumat (10/4/2020) pukul 06.30 WIT.

Jubir Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Nani Rahim kepada wartawan di Namlea, Jumat (10/4/2020) mengatakan, pasien berinisial A ini dievakuasi  ke kota Ambon untuk diperiksa lebih lanjut  di RS TNI AL di Halong.

Nani Rahim menjelaskan, A dievakuasi dengan speed boat milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru dan tiba di Lanal Halong pada pukul 12.00 WIT.

Ia mengatakan, yang bersangkutan dirujuk  untuk mendapatkan pemeriksaan swab tenggorokan dan memastikan apakah dia  betul-betul terinfeksi covid-19 atau atau tidak. Sebab saat pemeriksaan tanggal 8 April lalu terhadap 28 orang yang berstatus OPD, hanya A yang hasil Rapid Test-nya positif.

“Keputusan utk merujuk A ke Ambon agar secepatnya mendapatkan periksaan swab,  mengingat ini adalah hari ketiga A ditetapkan sebagai PDP dengan  Rapid Test positif,”tegas Nani Rahim.

Sebelumnya, Sekda Propinsi Maluku Kasrul Selang menyatakan kepada para wartawan dua orang PDP yang  berada di RSU Lala akan dievakuasi ke Ambon. Namun pasein YN mahasiswa Buru dari Kecamatan Waelata yang kuliah di Mataram,  NTB ini hasil Rapid Test-nya negatif.

“YN sakit TB paru dan Rapid test negatif. Sedang kami rawat di RSU.Jadi tidak dirujuk ke Ambon,”kata Nani Rahim.

Pakai Identitas Palsu

Informasi yang dihimpun media di Namlea, pasien yang awalnya diketahui berinisial ini A ini, ternyata terungkap menggunakan inisial palsu. Inisial sebenarnya adalah AMM.

Onkum ini, terindikasi kuat datang ke Kabupaten Buru menggunakan identitas milik orang lain. Ia menggunakan identitas mahasiswa bernama AE alias Ansar Ekay yang beralamat di Desa Maiwal, RT/RW 003/002, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, NTT. Padahal, nama Ansar ini palsu, karena dikalangan mahasiswa selalu dipanggil AMM.

Sementara itu, beberapa oknum mahasiswa Buru dari Jakarta  di media sosial facebook, antaranya Fandy Nacikit (Alfatih Putra Nacikit) menyerang media dengan menuding telah menyampaikan berita hoax terkait dengan pasein yang awalnya beridentitas A ini.

Ia juga menyalahkan Tim Satgas Covid -19 Kabupaten Buru karena membuka hasil Rapid Test kepada para wartawan melalui jumpa pers. Lebih para lagi, Ketua Umum HMI Komisariat Al Aqidah Cabang Jakarta, Herun Tasane  yang sedang berada di Namlea melalui salah satu media online ikut menuding bahwa ada permainan media lokal yang sangat masif terhadap mahasiswa asal NTT tersebut. Ia bahkan mengancam akan melapor ke polisi.

Dari hasil penelusuran lebih lanjut, identitas A yang pertama kali sampai ke media dan Tim Satgas Covid -19 Kabupaten Buru, ternyata palsu. Semula inisial A ini disebut sebagai Ansar Ekay, mahasiswa asal Alor NTT. Saat didata tim Satgas di lokasi karantina penginapan Senyum Bupolo Pasein PDP ini juga masih mengaku bernama Ansar.

Akibat terjadi berbeda identitas, maka sempat ditelusuri,  siapa  A atau AE alias Ansar Ekay yang beralamat di Desa Maiwal , RT/RW 003/002, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Ternyata,  Ansar Ekay yang asli tidak pernah datang ke Namlea bersama mahasiswa asal Buru dari Jakarta.

Setelah terungkap saat dievakusi dan diisolasi di RSU Lala setelah hasil Rapit Test menunjukaan gejala positif,  baru Ansar palsu ini membuka indentitasnya kalau dia berinisial AMM. Soal identitas ini  sempat menjadi  perdebatan. Nama pasien yang dicatat dokter dengan nama yang dicatat Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Buru berbeda.

Akibat pengakuan berbeda-beda tadi, konon pihak Satgas Covid-19 telah menghubungi Fandy Nacikit yang telah sebulan berada lebih dahulu di Namlea dan berkordinir untuk memulangkan mahasiswa Buru dari zona merah Jakarta.

“Ada Tim Satgas yang sudah telepon Fandy. Dia bicara taputar karena lindungi rekannya,” beber satu sumber terpercaya.

Karena informasi berbelit dari Fandy Nacikit itu, membuat banyak pihak, aparat keamanan, intel dan termasuk Kapolres Buru sempat mengontak Kapolres Alor guna menghubungi dan mengabari keluarga pasein A yang terakhir mengaku bernama AMM ini.

Dari berbagai upaya pencarian identitas A ini, akhirnya diperoleh identitas sebenarnya bahawa oknum  A yang di kalangan rekan-rekannya mahasiswa adat Buru di Jakarta  akrab dipanggil dengan nama pendek M inisial dari  nama lengkapnya AMM (BB-DUL)