BERITABETA.COM, Ambon – Kemajuan teknologi di masa globalisasi ini dinilai sangat berpengaruh dalam kehidupan setiap manusia. Salah satu bentuknya adalah laju dan berkembangnya informasi dan transformasi digitalisasi yang tak bisa dibendung.

Terhadap kondisi ini, pemuda, khususnya di Kota Ambon diminta untuk lebih cerdas memanfaatkan teknologi  dengan memproteksi diri agar tidak mudah terjebak dan terjerumus dengan budaya-budaya asing.

Demikian disampaikan Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (DAPIL) Maluku Mercy Chriesty Barends dalam paparnya saat menyampaikan meteri sosialisasi empat pilar kebangsaan kepada puluhan generasi muda di Kota Ambon, secara virtual yang digelar di Hotel Manise, Ambon, Sabtu (15/10/2021).

Dalam kegiatan sosialisasi yang mengusung tema "Pentingnya empat pilar kebangsaan demi terciptanya harmonisasi dan persatuan bangsa di tengah era globalisasi", Menurut Mercy,   tema tersebut sangat relevan di tengah situasi global saat ini yang memunculkan banyak tantangan dan ancaman yang memengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dikatakan, generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa harus perlu menjemput seluruh perubahan dan kemajuan era globalisasi, tetapi harus tetap memproteksi nilai-nilai kebangsaan tanpa meninggalkan akar budaya dan jati diri sebagai anak bangsa.

"Silahkan manfaatkan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan maupun inovasi terbaru yang sangat kreatif dan dinamis, tetapi jangan meninggalkan kultur dan budaya kita sendiri," ujar Mercy.

Anggota Komisi VII DPR-RI itu juga mengingatkan maraknya faham ekstrimisme, radikalisme serta ujaran kebencian saat ini, lebih banyak menggempur pertahanan generasi muda karena dianggap sebagai pihak paling mudah dipengaruhi dan dicuci otaknya.

Memanfaatkan kemajuan globalisasi, generasi muda,  kata Mercy perlu lebih smart dalam mengadopsi berbagai perubahan yang terjadi, sehingga tidak tergerus dan tertinggal dalam persaingan yang semakin ketat.

"Anak-anak muda di Ambon harus smart literacy sehingga mampu melakukan perubahan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya, termasuk mampu membangun komunitas  cerdas dan inovatif," ujarnya.

Jika generasi muda tidak smart maka bisa terjebak pada hal-hal yang bertentangan dengan idiologi bangsa Indonesia.