Kriris identitas ini bukan berarti buruk, melainkan pada masa remaja ini merupakan masa paling menentukan (golden age = usia emas). Sebab, masa remaja berada di antara masa kanak-kanak dan dewasa.

Proses peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa sangat ditentukan oleh sejauhmana individu “berhasil” melewati sejumlah masalah psikologis (krisis identitas) yang dialami ketika masih remaja. Sebagaimana menurut pakar psikologi perkembangan, Hurlock mengatakan bahwa tugas remaja ialah menanggulangi perilaku kekanak-kanakan dan mempersiapkan diri menghadapi masa dewasa.

Karena masa remaja merupakan masa peralihan, maka disinilah pentingnya dilakukan pengarahan dan pembimbingan oleh guru BK demi mencapai kualitas remaja saat memasuki usia dewasa yakni tuntutan karir.

Meskipun demikian, proses pembimbingan itu bukan dengan cara paksaan atau mengikuti kehendak guru BK. Namun, proses pembimbingan itu sifatnya yang membebaskan. Artinya, peran guru BK ialah sebagai stimulus dan pemberi alternatif yang secara bebas diberikan kepada remaja untuk memutuskan nasibnya sendiri ke depan.

Beberapa temuan psikologi dengan sudut pandang Achievement Goal Theory (AGT) menunjukkan bahwa individu yang bebas memutuskan nasibnya sendiri akan lebih bertanggungjawab atas keputusannya itu sehingga cenderung lebih berhasil di masa mendatang.

Olehnya itu, berbicara aspirasi karir SMA atau SMK sangat ditentukan oleh peran guru BK menstimulasi kebebasan remaja (peserta didik) memutuskan nasibnya karirnya sendiri ke depan.

Aspirasi karir sangat dipengaruhi oleh beberapa variabel psikologis yakni konsep diri, kematangan emosi, pengambilan keputusan, locus of control, dan lainnya. Jika kita kontekskan beberapa variabel psikologis itu dengan masa remaja yang “sering” mengalami “krisis identitas”, maka dapat dikatakan bahwa konsep diri remaja belum kuat, emosinya belum matang, dan pengambilan keputusannya juga masih belum stabil.

Lagi-lagi, solusinya ada di guru BK. Sebagaimana yang paparkan di atas bahwa peran guru BK ialah menstimulasi peserta didik (remaja) memutuskan sendiri seperti apa konsep dirinya, bagaimana ia pengendalian emosinya, serta pengambilan keputusannya ke depan.

Dari sekian ulasan di atas, dapat dikatakan bahwa peran guru BK sangat menentukan kualitas SDM ke depan, terutama berbicara mengenai persoalan karir masyarakat ke depan di Maluku. Apalagi, berbicara kemajuan di masa mendatang sangat ditentutkan oleh kualitas remaja sekarang ini. Sekian. Wallahua’lam (***)