BERITABETA.COM, Jombang— Anggota DPR RI Dapil Maluku Saadiah Uluputty bersama rombongan Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan ke Jombang, Jawa Timur (2/01/2023).

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Arminarini dalam rangka meninjau aktivitas dua perusahaan penggilingan padi yang dijadikan sampel oleh Komisi IV melakukan kunsfik.

Kunjungan ini merupakan salah satu tugas dan fungsi dari DPR RI berupa kunsfik yang harus dijalani.

Bersama Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Bulog, Pamanas dan stakeholder lainnya.

Rombongan Komisi IV ini juga untuk memastikan data beras dan stok cadangan pangan 6 bulan terakhir dan untuk tahun 2023.

Data dari Kementrian Pertanian bersumber dari data BPS hasil survey nasional menyatakan bahwa stok beras 6 bulan terakhir aman, surplus dan masih sekitar 1 juta ton yang ada di berbagai penyimpanan.

Sementara data dari BAPANAS dan Bulog menyatakan bahwa data cadangan beras di gudang masih sangat menipis dan membahayakan bagi ketersediaan pangan nasional.

Saadiah mengatakan, surplus seperti yang digambarkan ternyata dikonfirmasi dengan harga beras di pasar yang tinggi.

Ini menjadi indikator bahwa beras sebagai salah satu komoditi pangan dasar Indonesia rawan.  Oleh karena itu salah satu strateginya harus impor.

“Akhirnya Bulog pun telah melakukan impor beras 500 ton untuk mengantisipasi ini. Kesaksian kami dalam kunjungan dan tinjauan tanaman padi di sawah masih ditanam. Sehingga gabah di penggilangan masih sangat kurang,” bebernya.

Sementara kebutuhan mesin pengering ataupun produksi gabah kering di penggilangan kecil 15 ribu ton / hari masih sangat membutuhkan gabah.

Untuk di penggilingan besar dengan kapasitas penggilangan 350.000 ton/ hari juga masih terus beroperasi dengan mendatangkan gabah dari luar daerah.

“Jika lama jam operasi dihitung dengan kalender hari, maka dalam 365 hari hanya 20 hari liburan lebaran dan hari besar. Selebihnya tetap berproduksi. Tapi bagaimana dengan gudang penyimpan? Semua sudah didistribusi ke pasar,” katanya.

Ia mengatakan, kondisi ini sangat wajar karena dalam filosofi hukum pasar jika barang kurang harga tentu tinggi dan jika barang melimpah hargamya turun.

“Ini baru di penggilingan kecil dan sedang bagaimana dengan penggilangan besar ? Kita tunggu pengawasan berikutnya” tutup Uluputty (*)

Editor : Radaksi