Pelajar Dari Keluarga Tak Mampu di Kota Ambon Akan Difasilitasi Uang Saku
BERITABETA.COM, Ambon – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon pada tahun ajaran 2020-2021 akan memberikan uang saku kepada pelajar (anak sekolah) dari keluarga tak mampu di Kota Ambon.
Pemberian uang saku kepada pelajar ini dikhususkan kepada anak sekolah pada tingkatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Uang saku anak sekolah itu akan difasilitasi oleh Pemkot Ambon dan dianggarkan pada APBD Kota Ambon,” kata Walikota Ambon, Richard Louhenapessy kepada awak media di Balai Kota Ambon, Kamis (1/8/2019).
Louhenapessy menegaskan, kebijakan yang ditempuh oleh Pemkot Ambon ini akan dikordinasikan dengan pihak DPRD, agar dapat direalisasikan pada tahun 2020 mendatang. Hal ini penting dilakukan, untuk mengatasi masalah kesenjangan yang terjadi di sekolah.
‘’Saya kadang ke sekolah dan amati. Saya lihat ketika bel istirahat berbunyi, hanya anak-anak yang orang tuanya ASN, orang tuanya pejabat, pengusaha, pegawai swasta, anak anggota DPRD yang bisa menikmati jajanan yang dijual, sementara anak lain yang dari latar belakang tidak mampu, hanya bisa melihat dan menonton saja, karena mereka tidak mampu membeli jajanan,” ungkap Walikota Ambon.
Kondisi ini, kata Walikota, tentunya akan memberikan dampak dendam social yang bisa dilimpahkan kepada orang tua ataupun pemerintah.
“Makanya kita mesti dorong itu, sehingga jika jam istirahat, anak pejabat, anak ASN anak pengusaha dan pekerja lainnya makan permen, maka anak pemulung, anak tukang sampah, anak tukang ojek, anak kernet mobil dan lainnya juga menikmati hal yang sama dengan uang jajan dari pemerintah tersebut,”ucapnya.
Louhenapessy juga menyatakan masih mempertimbangkan besar uang jajan yang akan diberikan kepada pelajar tak mampu itu.
“Kita berikan uang harian Rp20 ribu atau Rp 30ribu untuk sebulan atau nilai lainnya. Ini akan kita matangkan jumlahnya, namun diberikan juga dalam bentuk tabungan sehingga bisa dikontrol oleh guru di sekolah,”jelas Louhenapessy.
Menurut Walikota, pihaknya juga akan membuat regulasi atau indikator-indikator terkait siapa saja yang berhak mendapatkan uang saku, jangan sampai ada anak ASN yang masuk dalam indikator ini juga.
‘”Di Ambon ini, ketika ditanya siapa keluarganya misikin, maka jawabannya tidak ada, namun ketika disampaikan bahwa keluarga miskin itu akan mendapat bantuan, maka banyak sekali tangan yang teracung,”tutupnya (BB-DIAN)