Pemprov Maluku Dukung Program Kominfo ‘Gerakan Nasional 1000 Startup’
BERITABETA.COM, Ambon – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menyampaikan dukungannya terhadap program nasional membangun 1000 startup yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Dukungan ini disampaikan Gubernur Maluku Murad Ismail dalam audiens yang digelar Kominfo RI bersama Regional Project Office 1000 Startup Digital dan pihak Universitas Pattimura (Unpatti) secara virtual pada Jumat (23/7/2021).
Audiens ini dihadiri Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo RI, Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto M.Eng, Regional Project Office 1000 Startup Digital, M. Ikhsan Tualeka dan Elvialiana Y. Watopa dan DR. R.A. Aisah Asnawi, SE., M.Si dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Pada kesempatan itu Gubernur Maluku, Murad Ismail mengungkapkan hadirnya inovator lewat berbagai startup digital, tentu dapat berkontribusi bagi upaya bersama khususnya pemerintah dalam hal meningkatkan jumlah pengusaha di tanah air saat ini.
Menurut Gubernur, terdapat tiga realitas kebutuhan obyektif yang mendorong untuk meningkatkan jumlah wirausaha atau innovator muda saat ini. Masing-masing, kondisi persaingan pasar bebas. Hal ini memerlukan kemampuan daya saing di berbagai sektor, bukan hanya mampu memanfaatkan pasar domestik tetapi juga mampu berkespansi ke negara lain.
Kemudian, memaksimalkan pengelolaan potensi daerah sehingga mampu menyerap lapangan pekerjaan. Dan yang terakhir adalah menyikapi bonus demografi di tahun 2030 dimana jumlah penduduk usia produktif 15-64 akan mencapai 70%.
“Sisanya 30% usia yang tidak produktif, jika bonus ini tidak diantisipasi maka akan menjadi bencana,” ungkap Murad Ismail.
Gubernur juga menyampaikan apresiasinya atas terlaksananya kegiatan ini. Menurutnya, lebih dari 1 tahun dampak pandemi Covid-19 telah membuat aktivitas harus dilakukan secara virtual.
“Ternyata di balik kesulitan ini ada harapan atau hikmah yang dapat dipetik salah satunya peluang bagi tumbuh dan berkembangnya satrtup yang memanfaatkan majunya teknologi informasi saat ini," tandasnya.
Pada kesempatan itu, Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo RI Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto M.Eng juga mengungkapkan, program 1000 startup adalah upaya bahu membahu oleh penggerak ekosistem startup di seluruh Indonesia.
Kominfo, kata dia, akan memfasilitasi gerakan ini untuk tumbuh dan berkembang para teknopreneur di seluruh Indonesia, dimulai dari universitas, komunitas dan juga para penggerak di bidang startup.
"Upaya kami adalah untuk mengkoneksikan agar para pencetus teknopreneur ini dapat memiliki ruang saling berbagi mendapatkan informasi dan masukan dari para mentor atau mereka yang telah berhasil mendirikan usaha tersebut,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan membangun startup sebagai upaya memecahkan masalah dengan harapan para mahasiswa yang kelak lulus dari perguruan tinggi tidak lagi menjadi pencari kerja tetapi akan bertindak sebagai pelaku usaha dengan pembangun solusi dan pencipta lapangan kerja khususnya di Ambon.
Hal sedana juga disampaikan Regional Project Office 1000 Startup Digital, M. Ikhsan Tualeka.
Ia menjelaskan, over view dan rencana pelaksanaan sosialisasi gerakan 1000 startup kepada mahasiswa Unpatti ini nantinya digelar dalam bentuk seminar secara daring dan diharapkan mahasiswa mampu memahami sekaligus menjadi bagian dari gerakan ini.
"Target yang ingin dicapai ada pada bidang agrikultur, kesehatan, pendidikan, pariwisata,logitik dan maritim. Mahasiswa Unpatti diharapkan bisa menjadi pioner lahirnya star up digital yang mumpuni di Maluku," ujar Tualeka.
Sementara itu, DR. R.A. Aisah Asnawi, S.E., M.Si. dari Unpatti pada kesempatan itu menjelaskan, startup ini terdiri dari dua macam pemahaman yakni starup sebagai UMKM dan startup sebagai sesuatu yang terintegrasi dengan digital untuk sistem pemasaran, marketing, networking.
Menurut Asnawi, saat ini untuk meraih peluang, semua orang harus mampu merubah mindset, karena setiap tahun terdapat banyak pengangguran berpendidikan yang tidak terserap.
“Mahasiswa tidak bisa lagi sebagai pencari kerja tetapi sebagai pencipta lapangan kerja. Bahkan harus dimulai dari saat mereka kuliah. Merubah tantangan menjadi peluang adalah harapan dimasa pandemi saat ini bagi generasi muda,” tandasnya (*)
Pewarta : Feby Sahupala