"Upaya kami adalah untuk mengkoneksikan agar para pencetus teknopreneur ini dapat memiliki ruang saling berbagi mendapatkan informasi dan masukan dari para mentor atau mereka yang telah berhasil mendirikan usaha tersebut,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan membangun startup sebagai upaya memecahkan masalah dengan harapan para mahasiswa yang kelak lulus dari perguruan tinggi tidak lagi menjadi pencari kerja tetapi akan bertindak sebagai pelaku usaha dengan  pembangun solusi dan pencipta lapangan kerja khususnya di Ambon.

Hal sedana juga disampaikan Regional Project Office 1000 Startup Digital,  M. Ikhsan Tualeka.

Ia menjelaskan,  over view dan rencana pelaksanaan sosialisasi gerakan 1000 startup kepada mahasiswa Unpatti ini nantinya digelar dalam bentuk seminar secara daring dan diharapkan  mahasiswa mampu memahami sekaligus  menjadi bagian dari gerakan ini.

"Target yang ingin dicapai ada pada bidang agrikultur, kesehatan, pendidikan, pariwisata,logitik dan maritim. Mahasiswa Unpatti diharapkan bisa menjadi pioner lahirnya star up digital yang mumpuni di Maluku," ujar Tualeka.

Sementara itu, DR. R.A. Aisah Asnawi, S.E., M.Si. dari Unpatti pada kesempatan itu menjelaskan, startup ini terdiri dari dua macam pemahaman yakni starup sebagai UMKM dan startup sebagai sesuatu yang terintegrasi dengan digital untuk sistem pemasaran, marketing, networking.

Menurut Asnawi, saat ini untuk meraih peluang, semua orang  harus mampu merubah mindset, karena setiap tahun terdapat banyak pengangguran berpendidikan yang tidak terserap.

“Mahasiswa tidak bisa lagi sebagai pencari kerja tetapi sebagai pencipta lapangan kerja. Bahkan harus dimulai dari saat mereka kuliah. Merubah tantangan menjadi peluang adalah harapan dimasa pandemi saat ini bagi generasi muda,” tandasnya (*)

Pewarta : Feby Sahupala