Perjalanan KM. Hentri “Tamat” di Laut Tanimbar

BERITABETA.COM, Ambon - Kabar naas diterima pihak Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Ambon, Maluku, sekitar pukul 12.30 WIT atau 10.30 WIB, Rabu 8 September 2021, atau lima hari setelah KM. Hentri mengalami kecelakan sadis.
Frangky, petugas Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Kota Tual, menyebut Kapal Penangkap Cumi itu sudah terbakar.
Kapal berpenumpang 32 orang itu terbakar di laut lepas. Persis di wilayah perairan antara Pulau Molu Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar, Maluku Tenggara.
Cuaca ekstrim, angin kencang berpadu gelombang, disebut-sebut sebagai pemantik atau penyebab kapal dari Pulau Jawa itu akhirnya mengalami kecelakaan hebat, setelah dihantam ombak atau gelombang setinggi 3 meter.
Bunyi ledakan disusul api dan gumpalan asap hitam tebal mengepul serta mengelilingi bodi kapal. Para penumpang panik berlarian hingga terjun bebas ke laut untuk menyelamatkan diri dari amukan api.
Puluhan penumpang lalu berenang menjauhi badan kapal yang sudah dilalap ‘si jago merah’. Mereka terombang ambing di tengah laut, sambil berteriak meminta pertolongan. Namun teriakan (para korban) hampa, tak berbalas alias hanya di dengar air laut.
Sebab kapal atau kenderaan laut lainnya saat itu tak melintas di sekitar lokasi kecelakaan sadis itu. Arus dan gelombang serta angin membuat para penumpang yang berenang hingga terpisah (berpencar). Ada yang terseret arus hingga sekian mil.
Dua orang ditemukan sudah meninggal dunia, karena terkepung di dalam kapal saat kebakaran terjadi. Sedangkan lima orang ditemukan oleh Kapal Motor Pencari Telur Ikan dari Pulau Tanimbar sekira pukul 13.00 WIT dalam kondisi selamat. Para korban lalu dievakuasi ke Desa Mun Pulau Tanimbar Kei untuk mendapatkan perawatan medis.
Sedangkan 25 orang lainnya, Anak Buah Kapal atau ABK termasuk Nakhoda kapal dinyatakan hilang. Belum diketahui keberadaan serta kondisi mereka seperti apa.
Petaka ini mengakhiri perjalanan kapal dari pulau Jawa itu “menemui maut” di wilayah perairan Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
Pihak keluarga menunggu dan cemas serta berharap adanya kabar baik dan keajaiban, para korban itu bisa ditemukan dengan selamat.
Tim Basarnas Ambon dan SAR Tual saling berkoordinasi untuk melakukan pencarian terhadap 25 orang korban yang hingga kini hilang. Namun, pada Kamis (09/09/2021), pencarian belum bisa dilakukan karena terkendala cuaca ekstrim sesuai data/warning dari BMKG.
Sebelumnya, TIM Basarnas Ambon menerima kabar, pada 15 Agustus 2021 KM. Hentri itu berangkat dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta. Tujuannya; menuju Merauke Provinsi Papua.
Selama berlayar hingga tiba di perairan Kepulauan Tanimbar sekitar 50 Mil antara Perairan Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar Maluku Tenggara, lalu diterjang gelombang setinggi 3 meter.
Kapal mengalami guncangan hebat dan muncul asap hitam tebal dan kobaran api dari dalam kapal sekitar pukul 5 dinihari saat itu, pada 3 September 2021.
“Dalam kejadian ini menurut informasi 2 orang ABK yang meninggal dunia karena terjebak dalam kapal. Sedangkan 5 orang ABK selamat, dan 25 orang ABK lainnya dinyatakan hilang,” ungkap Kepala Basarnas Ambon, Mustari, dalam keteranganya di Ambon, Kamis (09/09/2021).
Ia menjelaskan, aksi yang dilakukan tim SAR pada Pukul 12.30 WIT, berkoordinasi dengan SROP Ambon untuk bantuan MAPEL informasi kecelakaan kapal KM. Hentri ke kapal yang melintasi di Perairan Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar.
Pada Pukul 12.35 WIT, Basarnas Ambon juga berkoordinasi dengan Pos SAR Tual terkait kondisi cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Perairan Maluku Tenggara dan sekitarnya.
Lalu pada Pukul 12.38 WIT, Basarnas Ambon berkoordinasi dengan Lantamal IX Ambon dan Guspurla Ambon terkait pengarahan KRI Layaran yang sementara melaksanakan Patroli di Perairan Kepulauan Aru untuk membantu melakukan pencarian.
Pada Pukul 12.44 WIT, Basarnas Ambon juga berkoordinasi dengan Lanal Tual terkait posisi terakhir dari KRI Layaran yang berada di wilayah bagian timur Kepulauan Aru.
Seterusnya pada pukul 1450 WIT, Koordinator Pos SAR Tual berkoordinasi dengan Dandim 1503 Tual terkait upaya pengerahan unsur masyarakat dalam aksi SAR.
Pada Pukul 18.00 WIT, Basarnas Ambon lalu berkoordinasi dengan Pos SAR Tual terkait kondisi perairan yang ekstrim di wilayah perairan Kepulauan Tanimbar dan Pulau, sehingga belum memungkinkan untuk pergerahan unsur potensi SAR.
Berdasarkan informasi yang diterima Basarnas Ambon, ketika KM. Hentri terbakar sebanyak 30 orang ABK melompat menyelamatkan diri ke air dan hanyut terbawa arus sekitar 20 Mil dari Pulau Mulo.
“Kami 30 orang melompat ke dalam air dan berenang menjauhi kapal. Namun karena tinggi gelombang sebagian dari kami terpisah dan hilang. hanya kami (lima orang) yang berhasil selamat,” ungkap Mustari mengutip keterangan salah satu korban selamat.
Pencarian masih akan dilakukan Tim SAR Gabungan terdiri dari Basarnas (Pos SAR Tual), Lantamal IX Ambon, Guspurla Ambon, Lanal Tual dan masyarakat sekitar.
Data korban; Ardian Rahman – Sukabumi (Selamat), Hengki – Palembang (Selamat), Asep Suryana – Sukabumi (Selamat), Angga Framudya – Sukabumi (Selamat), dan Lasari – Ambon (Selamat).
Korban hilang; Cikun, Adam Fauzan - Sukabumi, Resa Rendy - Jakarta, Imron - Jakarta, Maman - Sukabumi, Suhendar - Sukabumi, Indra - Sukabumi. Wawan - Jakarta, Angga - Jakarta, Adam-Sukabumi, Suparman-Sukabumi, Yusuf -Sukabumi, Andri-Sukabumi
Salim-Sukabumi, Damar-Sukabumi, Agus-Jakarta, Didin-Sukabumi, Heru-Sukabumi, Tomi, Anggi-Cianjur, Saputra-Jakarta, Bayu-Jawa Timur, Putra-Jakarta, Akmal-Jakarta, Arifin-Sukabumi, Ade Setiawan – Sukabumi. (BB-RED)