Peserta Pesparani Nasional Bantu Korban Gempa Sulteng
BERITABETA, Ambon – Ribuan umat Katolik dari 34 provinsi yang hadir mengikuti Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I di Kota Ambon, menghimpun dana untuk membantu para korban bencana gempa tektonik dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Dana bantuan tersebut dihimpun melalui persembahan atau kolekta khusus saat berlangsung missa pembukaan Pesparani yang diikuti oleh seluruh peserta dari 34 provinsi yang hampir mencapai 6.000 orang yang berlangsung, di Lapangan Merdeka, Ambon, Sabtu petang (27/10/2018).
Missa yang dipimpin Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Mgr. Ignasius Suharyo Hardjoatmojo, SJ, juga diiikuti ribuan umat katolik di Kota Ambon dan sekitarnya berlangsung khidmat.
Dalam missa suci tersebut sedikitnya 34 peserta dari setiap provinsi–dengan berpakaian adat masing – masing daerah–ditugasi sebagai kolektan untuk memungut persembahan dari setiap umat yang menghadiri missa suci tersebut.
Para peserta dari 34 provinsi juga mengikuti komuni pada missa pembukaan Pesparani yang dilayani oleh 90 orang Imam serta 180 Pastor dan 10 Uskup.
Ketua KWI Mgr. Ignasius Suharyo Hardjoatmojo yang juga Uskup Agung Jakarta, menegaskan perayaan Ekaristi yang dilakukan pada petang hari tersebut merupakan ungkapan syukur umat Katolik di seluruh tanah air karena kegiatan terakbar pertama bagi umat Katolik tersebut dapat terselenggara
“Misa ini juga untuk mensyukuri akan anugerah dan kasih Tuhan yang menyertai hingga terselenggaranya `pesta` terkabar ini serta penyertaan Allah terhadap umat Ktolik di tanah air,” katanya.
Pesparani yang untuk pertama kalinya digelar ini, tandas Uskup, bukan sekadar lomba untuk meraih prestasi terbaik, tetapi merupakan “pesta” bagi seluruh umat Katolik untuk merawat persaudaraan sejati.
“Pelaksanaan Pesparani yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda 2018 merupakan bagian mutlak untuk merawat dan meningkatkan persaudaraan sejati antarumat beragama di tanah air. Sumpah pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 juga telah menghilangkah sekat perbedaan anak bangsa,” ujarnya.
Dia berharap, seluruh rangkaian kegiatan Pesparani yang akan berlangsung hingga 2 November 2018 dapat berlangsung lancar dan sukses, sekaligus menjadi acuan dan landasan pijak untuk penyelenggaraan di tahun-tahun mendatang.
“Dengan Pesparani ini diharapkan umat Katolik dapat mencapai kesempurnaan dan menjadi agen penting untuk memelihara persaudaraan yang sejati,” tandasnya. (BB/ANT/DIO)