Bukan hanya itu, saat melawan Timnas Jepang di Piala Asia,  Jordi Amat pula yang membuat blunder dengan menahan laju penyerang Jepang, Ayase Ueda di kotak terlarang.

Perbuatan Amat akhirnya diganjar Wasit Khamis Mohamed Al-Marri dengan menunjuk titik putih, setelah mengkonfirmasi keputusan  Video Assistant Referee (VAR).

Timnas Indonesia akhirnya kebobolan saat pertandingan baru berjalan enam menit. Gol pertama Jepang dicetak oleh Ayase Ueda lewat eksekusi penalti. Ueda melepaskan tembakan keras yang tak bisa dibendung oleh Ernando Ari.

Dan pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Irak di Stadion Gelora Bung Karno, 6 Juni 2024, lagi-lagi  Amat kembali membuat hal serupa dengan melanggar Youssef Wali Amyn di luar kotak penalti yang membuatnya diganjar kartu merah di menit ke-59.

Blunder Amat ini yang merubah kekuatan line belakang Timnas Indonesia.      

Amat memang merupakan salah satu pemain yang cukup kenyang dari sisi pengalaman. Namun, dari sisi usia, Amat sepertinya sudah lewat masa keemasan-nya.

Bek tengah klub Liga Super Malaysia Johor Darul Ta'zim ini tidak lagi setangguh sebelumnya saat membela  Espanyol dan Swansea City di La Liga. Amat kalah cepat yang akhirnya banyak berbuat kesalahan jika dilewati pemain-pemain muda.

Keberadaan Amat di Timnas Indonesia sepertinya sudah tamat. Bukan hanya soal blunder yang kerap dilakukan. Tepatnya, persaingan di line belakang Timnas Indonesia, menyusul hadirnya beberapa pemain abroad hasil naturalisasi, telah menjadi seleksi yang dapat menyudahi karir Jordi Amat di Timnas Indonesia.

Apalagi, posisi Amat lebih aman jika ditempati oleh  Jay Idzes.  Bek tengah jangkung yang bermain untuk klub Serie A Venezia itu,  makin bersinar setelah sukses mengantarkan Venezia lolos ke serie A.

Bang Jayadi sepertinya akan menjadi andalan Shin Tae-yong di laga-laga mendatang, sedangkan Amat bisa saja tak lagi diturunkan, karena memiliki performa yang makin redup. Apalagi, dengan absen pada dua laga mendatang pasca diganjar kartu merah, maka Jordi Amat sepertinya akan abadi di bangku cadangan.

Hal ini bisa terjadi,  bila kolaborasi Jay Izes, Rizky Ridho, Sandi Wals, Asnawi Mangkualam, Shiye Pattinama dan Calvin Verdonk, pemain yang sudah bermain dalam 33 laga di Eredivisie bersama NEC Nijmegen ini, berhasil diramu Shin Tae –yong menjadi tembok pertahanan Timnas Indonesia yang kokoh.

Keberadaan Jordi Amat sepertinya tidak lagi menjadi tumpuan Shin Tae-yong, apalagi Garuda kini banyak memiliki sejumlah pemain muda yang bersinar dan bermain di line belakang.

Shin memang harus bersikap tegas untuk menyudahi tradisi buruk yang kerap terjadi di line belakang Timnas Indonesia. Jika tidak, terlalu amat bila tetap mengandalkan Amat tampil menjaga line belakang di saat masih banyak pilihan pemain-pemain muda yang tangguh dengan skill mumpuni saat ini. 

Ingat ! ekspektasi pecinta sepak bola di tanah air saat ini makin tinggi untuk  melihat Garuda mengepakkan sayap dan terbang lebih tinggi melintasi samudera bahkan benua, seperti apa yang diimpikan selama ini. Kita Bisa, Kita Garuda (*)