“Ini bukan soal status nasional atau daerah. Masyarakat tidak pernah bertanya siapa yang membiayai. Yang mereka butuh adalah jalan yang aman, kuat, dan bisa dilalui setiap hari. Inilah yang harus kita perjuangkan bersama,”

 

BERITABETA.COM, Ambon – Anggota DPR RI Komisi V dari daerah pemilihan Maluku, Saadiah Uluputty,ST menyoroti kondisi infrastruktur jalan di Maluku yang hingga kini masih menyisakan banyak persoalan mendasar.

Ia mengaku prihatin karena prahara jalan nasional dan daerah bukan sekadar soal teknis, melainkan persoalan sistemik yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.

“Jalan adalah nadi kehidupan. Jika jalan rusak, maka yang terputus bukan hanya akses kendaraan, tetapi juga akses anak-anak ke sekolah, petani ke pasar, dan masyarakat ke layanan kesehatan,” cetus politisi PKS ini saat melakukan kunjungan bersama Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Maluku di Kawatu, Kecamatan Inamosol, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Saadiah menegaskan, meski kewenangan antara jalan nasional dan jalan daerah sudah diatur dalam undang-undang, kenyataannya masyarakatlah yang paling menderita ketika perbaikan tidak segera dilakukan.

Menurutnya, jalan nasional relatif lebih baik karena mendapat sokongan dari APBN, sementara jalan daerah sering terbengkalai akibat keterbatasan APBD, lemahnya perencanaan, hingga tumpang tindih kewenangan.

Untuk itu, ia meminta agar persoalan ini tidak boleh terus dibiarkan.

Ia mencontohkan kondisi di Dusun Kalauli dan Kawatu, di mana longsor dan kerusakan parah membuat jalan nyaris terputus.

“Bagi warga, jalan itu bukan sekadar jalur transportasi, tetapi jalur harapan. Setiap kilometer jalan yang diperbaiki berarti harga kebutuhan pokok lebih terjangkau, jarak sekolah lebih mudah, dan pelayanan kesehatan bisa lebih cepat,” ujarnya.

Saadiah kemudian menawarkan solusi terhadap masalah ini, agar dapat diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan DPR.

Sinergi dalam perencanaan, pengawasan, serta pembiayaan menjadi kunci agar pembangunan infrastruktur berjalan adil dan merata hingga ke pelosok.

“Ini bukan soal status nasional atau daerah. Masyarakat tidak pernah bertanya siapa yang membiayai. Yang mereka butuh adalah jalan yang aman, kuat, dan bisa dilalui setiap hari. Inilah yang harus kita perjuangkan bersama,” tegas Saadiah.

Saadiah terus mendorong semua pihak untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat Maluku di Senayan.

“Saya membawa suara masyarakat pegunungan Seram, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Kita ingin pembangunan yang tidak hanya berhenti di kota, tetapi sampai ke dusun-dusun. Jalan adalah jembatan menuju keadilan sosial bagi rakyat Maluku,” tandasnya (*)

Editor : Redaksi