Oleh : Muhammad Saleh Daeng Parany, Statistisi Muda Badan Pusat Statistik

Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) baru saja memiliki pemimpin baru yang lahir dari hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 lalu. Bupati dan Wakil Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri-Muhammad Miftah Thoha R. Wattimena (Vitho) dengan slogan Gerak Cepat ini merupakan pilihan dari sebagian besar masyarakat, sehingga besar harapan yang dititipkan kepada mereka untuk mampu memberikan kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat di masa yang akan datang.

SBT yang baru saja berulang tahun ke 21 pada tanggal 18 Desember 2024 lalu telah mengalami banyak kemajuan dari segi infrastruktur maupun sosial ekonomi. Pembangunan yang telah dilakukan selama ini bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan menjadikan manusia tidak hanya sebagai subyek pembangunan, namun juga sebagai objek atau tujuan dari pembangunan itu sendiri.

Keadaan ini menjelaskan pada nilai capaian pembangunan manusia di Kabupaten SBT yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), telah terjadi kenaikan dari nilai IPM 57,88 kategori rendah pada tahun 2010 menjadi 70,24 pada tahun 2024 dan masuk kategori tinggi tingkat pembangunan manusianya.

Jika pada tahun 2012 Kabupaten SBT menduduki posisi rangking 10 di Provinsi Maluku, maka pada tahun 2024 naik ke posisi ketujuh diantara 11 Kabupaten Kota di Maluku. Peningkatan capaian IPM ini tidak terlepas dari upaya pemerintah selama lebih dari 20 tahun dalam melakukan pembangunan di seluruh sektor kehidupan, termasuk juga pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan. Dimana IPM tersebut dihitung dari angka harapan hidup yang mencapai 68,73 tahun, rata-rata sekolah mencapai 9 tahun, harapan lama sekolah 12,91 tahun dan pengeluaran yang disesuaikan mencapai 10,05 juta rupiah.

Dari segi perekonomian, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku pada tahun 2010 tercatat senilai Rp 1,3 triliun dan pada tahun 2024 tumbuh mencapai 3,68 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 179,21 persen dalam waktu 14 tahun.

Selain itu, dalam kurun waktu yang sama (14 tahun) terjadi pergeseran struktur perekonomian di Kabupaten SBT. Jika di tahun 2010 sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi 36,86 persen terhadap perekonomian, maka pada tahun 2024 kontribusinya menurun menjadi 16,80 persen.

Sebaliknya untuk sektor pertanian yang menopang perekonomian SBT sebesar 26,17 persen di tahun 2010 kontribusinya terus meningkat menjadi 32,25 persen pada tahun 2024. Perubahan pada sektor pertanian ini ditandai dengan jumlah unit usaha pertanian perorangan (UTP) hasil Sensus Pertanian yang mencapai 16.477 unit, dimana perkebunan menjadi subsektor yang paling banyak diusahakan dengan tiga komoditi perkebunan tahunan dominan secara berurutan yaitu pala, cengkeh dan kelapa.

Meskipun sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi di urutan ketiga pada perekonomian Kabupaten SBT, namun kontribusinya terus mengalami penurunan sehingga terjadi pergeseran struktur perekonomian dari sektor primer (pertanian dan pertambangan/penggalian) kepada sektor sekunder (industri pengolahan, bangunan, dan listrik, air, gas) dan sektor tersier (perdagangan dan jasa). Pergeseran ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten SBT terus berkembang.

Apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2024 perekonomian SBT tumbuh sebesar 3,58 persen masih berada dibawah rata -rata pertumbuhan ekonomi pada tingkat Provinsi Maluku yang tumbuh sebesar 5,34 persen.

Sektor yang tumbuh melesat pada tahun 2024 adalah sektor Perdagangan besar dan eceran, Reparasi, sektor Jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan sektor penyedia akomodasi dan makan minum. Pertumbuhan yang positif juga dicatatkan oleh sektor yang berpengaruh besar terhadap kinerja perekonomian daerah seperti sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.

Pertumbuhan ekonomi daerah ini tentu tidak hanya menguntungkan bagi dunia usaha maupun swasta, namun juga diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perekonomian yang tumbuh dan berkembang diharapkan membuka kesempatan usaha dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Dengan demikian, akan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat pada menurunnya tingkat pengangguran dan jumlah penduduk miskin selama 14 tahun terakhir. Jika pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Seram Bagian Timur mencapai 31,44 persen, maka pada bulan Maret 2024 jumlah penduduk miskin turun menjadi 21,03 persen. Demikian juga untuk tingkat pengangguran mengalami penurunan dari 15,79 persen pada tahun 2010 menjadi 3,24 persen pada tahun 2024.

Berbagai kemajuan yang telah dicapai selama lebih dari 20 tahun tersebut menjadi tantangan bagi pemimpin yang baru untuk memberikan perubahan yang lebih cepat dan tepat bagi masyarakat SBT. Salah satu Pekerjaan Rumah (PR) yang masih terus dihadapi pemimpin SBT selanjutnya adalah bagaimana mengatasi persoalan pembangunan sosial ekonomi dan infrastruktur di seluruh kecamatan di daerah ini. Karena pada kenyataannya, hal tersebut masih menyisakan kesenjangan yang lebar antara beberapa wilayah kecamatan seperti kesenjangan antara kecamatan bula dengan  kilmury, teor dan beberapa kecamatan lainnya.

Dari sisi kesejahteraan penduduk, data dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana menunjukan persentase keluarga berstatus prasejahtera tersebar di hampir seluruh kecamatan dengan persentase tertinggi adalah Siwalalat, Kiandarat, Kilmury, Tutuk Tolu, Teluk Waru dan Kesuy Watubela.

Bila dikelompokkan berdasar kondisi wilayah, maka daerah dengan luas daratan lebih dominan seperti Kiandarat, Kilmury, Tutuk Tolu, Teluk Waru dan Siwalalat berdasarkan hasil sensus pertanian 2023 lebih banyak mengusahakan pertanian khususnya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Maka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan sektor pertanian yang dikelola masyarakat setempat.

Sedangkan untuk luas wilayah yang dominan laut seperti Teor dan Kesuy Watubela dapat dilakukan dengan mengoptimalkan subsektor yang paling banyak diusahan seperti perikanan tangkap, tamanan pangan dan perkebunan.

Tidak hanya soal kesejahteraan masyarakat, persoalan krusial lainnya adalah soal kesehatan dimana data dari dinas kesehatan setempat menunjukan terdapat sejumlah kasus HIV/AIDS, IMS (Sexually Transmited Infection), demam berdarah, Diare, TBC dan Malaria yang perlu diperhatikan. Persoalan lain adalah Tingkat Kesehatan bayi dan balita, dimana masih terdapat sejumlah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan persolan gizi buruk yang masih tersebar di hampir semua kecamatan.

Sedangkan dari sektor pendidikan masih ada kondisi ruang kelas yang rusak, persoalan sanitasi sekolah dan kualifikasi guru yang perlu perhatian, sehingga untuk mengatasi persoalan tersebut diperlukan upaya dalam memperhatikan fasilitas kesehatan dan pendidikan serta pemenuhan tenaga profesional yang berkualitas untuk mendorong kemajuan pendidikan dan kesehatan masyarakat di daerah ini.

Demikian juga pembangunan infrastruktur, data dari dinas pekerjaan umum dan penataan ruang menunjukan dari total 648,22 km Panjang jalan terdapat 30,33 Km yang rusak dan 147,52 Km yang rusak berat. Ini menunjukan bahwa lebih dari seperempat  panjang jalan di daerah ini masih perlu mendapat sentuhan dari pemangku kebijakan.

Harapannya pembangunan jalan dan infrastuktur lain yang dilakukan oleh pemerintah akan menghubungkan manusia dengan berbagai aktivitas yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Beberapa hal yang penulis kemukakan diatas baru sedikit dari aspek kesejahteraan, kesehatan, pendidikan dan kondisi jalan, belum menyangkut tentang pembangunan infrastruktur jembatan, drainase, keuangan daerah dan berbagai pelayanan masyarakat lainnya.

Tak ada gading yang retak, tentu dibalik semua pencapaian yang sudah ditorehkan selama 21 tahun masa pemerintahan ada hal yang harus dilanjutkan dan dibenahi oleh Bupati yang baru. 

Terima kasih untuk semua kepala daerah yang telah menunaikan janji baktinya selama 20 tahun sejak kabupaten ini dibentuk dan selamat bertugas kepada Bupati Fachri Husni Alkatiri,Lc, M.Si dan Wakil Bupati Muhamat Miftah Thoha Rumarey Wattimena, SIP, MA. Rakyat SBT menanti janji bakti, semoga menjadi lebih baik di masa yang akan datang. (*)