Catatan : Iskandar Pelupessy (Anggota Pamanawa Community)

Alhamdulillah kita kini memasuki minggu kedua bulan Ramadhan tahun ini, walaupun kita masih disibukan dengan perdebatan pilpres yang juga belum kunjung usai. Ternyata di tahun ini kita tidak lagi disibukan dengan perdebatan soal Hisab dan Rukyat permulaan satu Ramadhan.

Perhitungan awal puasa Ramadhan 1440 Hijriyah tahun ini sama. Baik Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis) maupun Pemerintah Alhamdulillah sama Insya Allah kesamaaan ini akan diikuti saat awal Syawal.

Seperti Ramadhan-Ramadhan sebelumnya seiring putaran waktu Ramadhan tahun ini akan pun akan berakhir, tak heran suara Azan Maghrib menjadi primadona. Azan magrib niscaya menjadi rinduan bagi mereka yang berpuasa.

Kerinduan itu kadang menjadi celetukan-celetukan lucu saat bercanda, canda yang sebenarnya suatu motivasi. Tak heran rindu akan azan maghrib, bahkan kadang juga dibuatkan video dan meme-meme lucu nan menggelitik yang disebarkan di sosisal media.

Diantaranya ada yang mengungkapkan kerinduan itu dengan gaya yang menghibur menunggu sang maghrib,  kadang-kadang ungkapannya seperti jeritan perut yang kosong dengan meme-meme kocak seperti makanan menggoda iman.

Biasanya, ungkapan semacam itu ramai pada awal hingga pertengahan Ramadhan dengan tujuan bercanda. Tak heran saya (penulis) berfilsofi Ramadhan dengan azan maghrib serasa surga yang dirindukan.

 

Jelang Magrib

Azan adalah media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad SAW. Azan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari.

Betapa mengagumkan suara azan itu, bagi umat Islam di seluruh dunia. Tahukah anda karena adanya perbedaan waktu dan letak geografis  azan itu berkumandang sepanjang waktu, setiap detik di seluruh penjuru dunia.

Spirit azan ternyata begitu mengangumkan, tak heran suara azan juga menggelitik nurani Stefanus sang wartawan Tempo, dalam salah satu cuplikan artikelnya stefanus berujar mendengar serentaknya denting genta dan azan, telinga dan hati saya (stefanus) sering merasa teduh.

Tidak ada yang beradu mana yang lebih keras. Keduanya punya kemiripan: sama-sama mengundang untuk berdoa.

Melihat fungsi itu, saya memandang azan bukan hanya milik sebagian orang. Azan adalah milik mereka yang mau mendengar dan menyerahkan hati kepada Sang Pencipta.

Azan tak sekadar membangunkan tidur manusia, tapi juga menggugah untuk berhenti sejenak dari aktivitas, seraya mengucap syukur atas segala nikmat dari-Nya. Azan bisa menyatukan mereka yang menghayatinya.

Azan secara harfiah berarti memanggil, mengajak, mengingatkan. Azan menurut ulama fikih ialah lafaz-lafaz tertentu yang digunakan untuk mengingatkan dan mengajak orang-orang untuk melaksanakan shalat.

Suara azan itu menembus ruang dan waktu, mengajak yang tua, muda, miskin dan kaya untuk mengingat Allah tanpa pembeda. Apa yang tercucap dari sang wartawan Tempo itu adalah suatu kata hati, betapa suara azan itu bak sang peneduh hati.

Tak heran beliau pun merasa terpana mendengar azan dari masjid di sebuah pulau di wilayah Banda yang dikepung pepohonan tinggi.

Suaranya menggaung ke arah laut. Atau azan di Aleppo, Suriah, yang diserukan seorang milisi pemberontak pada suatu subuh, meski dengan suaranya agak parau, lantunannya yang terdengar lirih lagi-lagi membuat saya menangis ujarnya, yang menurutnya sapaannya (azan) terasa tak hanya di telinga, tapi juga menembus ke hati hingga air mata yang  menetes karenanya.

Seiring berlalalunya waktu, Ramadhan tentunya akan berlalu menuju Ramadhan tahun depan Insya Allah, kita seluruh umat muslim di dunia menuju hari kemenangan yang fitri  1 Syawal 1440 Hijriah, dan kita akan melalui hari-hari yang bukan lagi menunggu adzan maghrib sebagai perindu (waktu berbuka),  dimana azan adalah panggilan sakral bagi setiap orang untuk berjumpa dengan Tuhannya.

Azan juga merupakan panggilan kerinduan seorang manusia kepada Tuhannya, seperti seruan manusia di Padang Mahsyar yang menyeru Tuhannya. Pada saat bersamaan, azan merupakan panggilan orang mukmin untuk menziarahi rumah Tuhan (masjid, mushala, langgar, dan surau).

Suara-suara azan sebagai perindu jembatan kita untuk mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya melalui shalat, karena shalat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar, dimana shalat merupakan kesempatan emas seorang berkomunikasi dengan Alllah SWT, dimana seseorang memasuki dimensi dimana ia merasa bukan apa-apa dimata sang khalik, Wallahu Alam  (***)