Ratusan Posyandu di Kabupaten SBT Belum Miliki Gedung Parmanen
BERITABETA.COM, Bula — Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Maluku dengan jumlah Pos Pelayanan Terpadu (Pasyandu) terbanyak. Jumlahnya mencapai 248 unit.
Namun, sebagian besar Posyandu ini belum memiliki gedung yang representatif dan belum maksimal dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.
“Jumlahnya cukup banyak, mencapai 248 Posyandu,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Samun Rumakabis kepada wartawan usai kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pokjanas Posyandu Tingkat Kabupaten SBT di Lantai III Hotel Surya, Kamis (07/09/2023).
Rumakabis mengaku, selama ini, kegiatan Posyandu masih dilakukan di rumah-rumah warga dan fasilitas pemerintah.
"Selama ini sudah hampir puluhan tahun (Posyandu) berdiri di SBT, di semua desa ini tidak semuanya ada representatif tempatnya atau bidang pelayanannnya belum maksimal seluruh Posyandu di SBT. Ada sebagian Posyandu yang dilaksanakan di depan rumah warga," akuinya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes SBT ini menerangkan, keberadaan Posyandu ini memudahkan semua pihak dalam memperoleh data pembangunan kesehatan di tingkat desa.
Dia menegaskan, pelaksanaan Rakor Tim Pokjanas Posyandu Tingkat Kabupaten SBT itu dimaksudkan untuk menyatukan persepsi semua pihak, guna memaksimalkan peran Posyandu di desa-desa agar lebih baik kedepannya.
"Salah satu peran tim Pokjanas adalah bagaimana supaya Posyandu yang ada di desa ini bisa diperdayakan lebih baik kedepan," terangnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes SBT Baharudin Tukwain menerangkan, Posyandu ini sebagai garda terdepan dalam mengskrining atau mendeteksi lebih dini macam-macam penyakit pada balita.
"Misalkan saja kita bisa menemukan balita gizi kurang atau gizi buruk secara lebih awal. Kita juga bisa menemukan penyakit tertentu pada anak, misalnya penyakit diare, penyakit kulit maupun penyakit Tuberkulosis (TBC) atau lain sebagainya," terangnya.
Baharudin mengaku, untuk fasilitas, sekitar 70 sampai 75 persen Posyandu pada 15 kecamatan di daerah penghasil minyak bumi itu belum memiliki bangunan sendiri.
Dia membeberkan, sejumlah desa di SBT sudah membangun gedung Posyandu, namun lokasinya berada jauh dari akses masyarakat, sehingga kegiatan Posyandu terpaksa dialihkan ke rumah-rumah warga.
"Untuk fasilitas Posyandu ini memang masih banyak, hampir bahkan lebih dari 70 sampai 75 persen Posyandu belum memiliki bangunan. Hanya beberapa desa yang sudah mulai membangun Posyandu, tapi ada beberapa desa yang bangun Posyandu itu jauh dari lokasi kampung. Itu menyulitkan akses masyarakat, akhirnya ibu-ibu kader memilih kembali lagi ke rumah warga," akuinya. (*)
Pewarta : Azis Zubaedi