BERITABETA.COM, Bula — Jumlah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) mencapai 245.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) SBT, Sukmawati Rumakur kepada wartawan di Aula Hotel Surya Kota Bula, Jumat (24/1/2025).

Kepala Sub Bagian (Kasubag) Keuangan dan Kepegawaian ini menjelaskan, jumlah Posyandu itu tersebar pada 198 desa di kabupaten bertajuk 'Ita Wotu Nusa' itu.

"Posyandu kita di SBT itu ada 245, tersebar di 198 desa," ungkap Sukmawati Rumakur.

Rumakur membeberkan, banyak kegiatan Posyandu di kabupaten penghasil Minyak Bumi dan Gas (Migas) itu dilakukan di bawah pohon dan rumah-rumah warga lantaran desa belum memiliki gedung parmanen.

Ia mengaku, kondisi ini telah mereka sampaikan kepada pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) setempat agar pada saat verifikasi atau pada saat perencanaan RABDesa dimasukkan bangun Posyandu.

"Banyak Posyandu di bawah pohon karena banyak yang belum memiliki gedung. Tadi kami sudah sampaikan ke Pemdes, kalau bisa pada saat verifikasi atau pada saat perencanaan RABDesa itu dimasukkan juga bangunan Posyandunya," bebernya.

Dia menambahkan, saat ini Posyandu sudah bersifat Integrasi Layanan Primer (ILP), sehingga semua pelayanan dilakukan di situ.

Karena itu kata dia, bangunan Posyandu harus dibuat sesuai standarnya, atau bisa saja pihak Dinas PMD mengatur teknis bangunannya agar masyarakat di desa bisa terlayani secara baik.

"Posyandu sekarang sudah ILP, semua pelayanan disitu. Jadi harus benar-benar dibuat bangunan sesuai dengan standarnya atau mungkin Pemdes bisa mengatur bahwa bangunannya harus seperti begini, supaya masyarakat yang ada di desa bisa terlayani, mulai dari nol bulan sampai Lanjut Usia (Lansia)," timpalnya.

Sukmawati berujar, selain bangunan, di Posyandu juga harus memiliki timbangan inovasi, sebab timbangan yang selama ini dipakai di Posyandu-Posyandu itu tidak nyaman bagi anak-anak bayi.

"Kalau timbangan yang biasa itu anak-anak bayi masuk di dalam dia menangis. Kami harapkan itu mereka memiliki timbangan inovasi seperti yang ada di Desa Rukun Jaya dan Desa Hote, dia kaya mobil-mobilan sambil ada musik-musiknya," pungkasnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi