Sering Dianggap Mitos, Ternyata Satwa Babirusa Benar Ada di Hutan Pulau Buru

BERITABETA.COM, Ambon – Wujud babirusa Maluku dalam kondisi hidup akhirnya terlihat lewat kamera jebak yang dipasang di kawasan Suaka Alam Masbait, Pulau Buru, Provinsi Maluku. Satwa yang selama ini dianggap sebagai mitos.
Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku dapat merekam wujud babirusa maluku dalam kondisi hidup.
"Survei babirusa ini hampir setiap tahun kita lakukan. Yang kami temukan sebelumnya hanya jejak, kemudian kotoran, kemudian dia punya tempat kubangan di habitatnya," kata Kepala BKSDA Maluku Danny H Pattipeilohy di Ambon, Sabtu (17/7/2021).
Babirusa Maluku (Babyrousa babyrussa) sebarannya teridentifikasi berada di Kepulauan Sula, yaitu Pulau Mangole, Taliabu, serta Buru.
Danny menjelaskan spesies Babyrousa tersebut sifatnya senang mengisolasi diri cukup jauh dan rata-rata ditemukan di dataran tinggi, sehingga warga setempat hampir tidak pernah melihatnya.
Keberadaan babirusa oleh warga setempat dianggap sebagai mitos dan mereka yang melihatnya di hutan-hutan pada perbukitan dan pegunungan menganggap kemunculannya untuk menunjukkan jalan keluar bagi orang yang tersesat di sana.
"Bagi masyarakat setempat babirusa dianggap mitos, karena warga di sana banyak yang tidak pernah melihat langsung babirusa," katanya.
Menurut Danny, Suaka Alam Masbait di Pulau Buru kondisi alamnya masih sangat baik dan banyak sumber makanan untuk satwa. Dirinya meyakini hal tersebut menjadi tanda baik bahwa babirusa di kawasan itu bisa hidup dan berkembang biak dengan aman.
Meski begitu, BKSDA Maluku belum bisa memastikan jumlah populasi babirusa di kawasan tersebut. Mereka masih dalam proses analisa dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui jumlah pasti populasi satwa tersebut.
"Perlu beberapa kali analisis pengambilan gambar dan video supaya kita bisa melakukan sensus per individu," katanya.
Karena itu, ia mengatakan foto yang didapat tersebut sangat penting karena merupakan bukti pertama penemuan atas survei intensif yang dilakukan sejak 1995.
Sebelumnya, pernah ditemukan tengkorak satwa liar tersebut oleh seorang pemburu di sekitar Gunung Kapalamadam, Pulau Buru, pada 1997 maka terkonfirmasi pulau tersebut sebagai salah satu habitat babirusa Maluku.
Meski demikian, tidak adanya bukti pertemuan secara langsung, bahkan dalam survei intensif BKSDA Maluku di kawasan konservasi pada 2011-2013, keberadaan babirusa di Pulau Buru tak pernah terungkap.