Si Cantik Kakatua Jangan Dimakan, Ini Kata Peneliti

Profesor Perry menambahkan, pulau terumbu karang dianggap menjadi salah satu bentang alam yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan terutama terhadap kenaikan permukaan laut di masa depan.
Studi ini menunjukkan hubungan penting yang ada antara ekologi terumbu yang mengelilingi pulau-pulau ini dan proses pasokan pasir.
“Kami memberikan bukti bahwa melindungi populasi parrotfish dan habitat dimana mereka bergantung, kemungkinan akan penting untuk memastikan pasokan sedimen pada pulau-pulau karang yang ada di Maladewa,” urainya.
Hasil penelitian ini, tentunya sangat sukar diwujudkan bagi masyarkat luas. Sebab, ikan kakatua adalah spesies ikan laut yang cukup digemari masyarakat. Ikan ini memiliki banyak kandungan nutrisi untuk kesehatan, yang terkenal tentu saja adalah sebagai sumber protein yang rendah lemak. Selain itu, ikan ini juga banyak mengandung omega 3 dan omega 6 yang bagus untuk pertumbuhan otak.
Selain dagingnya, limbah sisik ikan kakatua juga sangat bermanfaat dibuat menjadi gelatin yang dijadikan bahan baku kapsul bagi obat kesehatan dan kecantikan.
Menurut dosen FPIK Unsrat Prof. Ineke Rumengan yang didamping oleh Prof. Wilhemina Patty dan Albert Reo, temuan ini didapat dari serangkaian penelitian yang juga melibatkan mahasiswa.
Atas temuan ini, tim mahasiswa peneliti FPIK Unsrat yang terdiri dari Jeszy Andakke, Hizkia Nainggolan, Lasma Parapat berhasil lolos pada kompetisi di tingkat Nasional dalam PIMNAS di Bali karena akhir Agustus 2019 lalu. (BB-DIO)