BERITABETA.COM, Ternate – Sungai Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, kini dalam kondisi memprihatinkan.

Kondisi sungai ini diduga kuat tercemar aktivitas penambangan yang terjadi di kawasan itu.

Menyikapi hal ini, ratusan mahasiswa yang berasal dari Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Khairun (Unkhair), Fakultas Perikanan Unkhair, Fakultas Pertanian Unkhair, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) mengecam tindakan yang dinilai merusak lingkungan itu.

Sungai Desa Sagea tercemar sejak 14 Agustus 2023 lalu, dan kondisi tersebut masih terjadi hingga saat ini.

Kecaman yang disampaikan melaui video pendek itu menampilkan hastag Save Bokimaruru dan teriakan Save Sagea.

Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Ternate, Rahmat Rajak mengungkapkan, tercemarnya sungai Desa Sagea saat ini, merupakan kerusakan lingkungan yang sangat disayangkan. Dan apabila penyebabnya adalah aktivitas pertambangan, maka bisa dikategorikan sebagai kejahatan lingkungan.

“Saya dan teman-teman di IAIN turut mengkampanyekan hal ini karena lingkungan yang ada di Desa Sagea tercemar, dan diduga karena aktivitas pertambangan. Itu termasuk kejahatan lingkungan,” tandas Rahmat, Jumat (1/9/2023).

Ia mengaku, jika kondisi Desa Sagea tak kunjung membaik, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan konsolidasi dengan universitas lainnya untuk melakukan aksi demonstrasi dengan sejumlah tuntutan kepada Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, bahkan Pemerintah Pusat.

“Sudah banyak yang buat diskusi dan dialog, kami sedang menunggu koordinasi antar aliansi maupun lembaga yang fokus soal lingkungan. Waktu dekat ini, jika tidak ada perkembangan, maka kami akan mediasi gerakan selanjutnya,” tegasnya (*)

Sumber : Kalesang. Id