Terancam Roboh, Gedung Rektorat IAIN Ambon Harus Dikosongkan
BERITABETA.COM, Ambon – Kontur tanah yang labil ditambah dengan konstruksi bangunan yang sudah miring, dinilai menjadi ancaman sewaktu-waktu gedung rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon terancam akan roboh. Komisi D DPRD Maluku meminta aktivitas di gedung tersebut segera dikosongkan.
Permintaan ini disampaikan Wakil Ketua Komisi D DPRD Maluku, John Rahantoknam di Ambon, Selasa (11/6/2019).
“Kami sudah melakukan peninjauan di lapangan dan menggelar rapat koordinasi bersama pihak rektorat, BPBD provinsi, Dinas PU PR, maupun Kanwil Kemenag Maluku dan meminta gedung rektoratnya dikosongkan,” ungkap Rahantoknam.
Menurutnya, dari pantauan yang dilakukan, selain ditemukan gedung perpustakaan IAIN yang sudah mengalami kemiringan akibat tanah bergerak sejak beberapa hari lalu, gedung rektorat juga bisa terancam roboh akibat konstruksi tanah yang labil.
Ia menjelaskan, kawasan IAIN merupakan daerah resapan air dan ada timbunan yang kemungkinan tidak terlalu padat, sehingga gedung rektorat, perpustakaan, maupun kampus yang begitu berat akan menekan tanah tersebut.
Apalagi, kata dia, tim ahli dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon telah melakukan pemeriksaan lapangan dan menyatakan kontur tanah di daerah itu labil.
“Selain labil, daerah IAIN yang merupakan kawasan perbukitan namun di bawahnya kosong sebab merupakan daerah resapan air,” ujarnya.
Komisi D juga akan mengundang pihak terkait seperti BPBD Provinsi Maluku dan Kota Ambon, untuk membahas persoalan IAIN untuk dilanjutkan ke kementerian terkait.
“Akan dilakukan rapat koordinasi gabungan antara Komisi D yang membidangi masalah pendidikan dengan Komisi C untuk persoalan infrastruktur guna mencari solusi ke pemerintah pusat,” kata Rahantoknam.
Ribuan Buku Dipindahkan
Sementara itu, ribuan koleksi buku dari gedung Perpustakaan IAIN Ambon yang terkena bencana tanah bergerak atau longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi, telah dipindah ke tempat yang relatif aman.
Rektor IAIN Ambon Hasbollah Toisutta, Selasa (11/6/2019), mengatakan ribuan buku dipindahkan dari perpustakaan itu karena sejumlah gedung di IAIN Ambon mengalami kerusakan cukup berat, yakni gedung audiotorium, perpustakaan, laboratorium MIPA dan gedung genset.
“Struktur bangunan perpustakaan dan gedung lainnya sudah hancur dan tidak bisa digunakan lagi sehingga harus dipindahkan,” katanya.
Ia mengatakan ribuan buku serta fasilitas perpustakaan dipindahkan dari gedung yang rusak ke gedung “training center” yang sekaligus menjadi pusat perpustakaan sementara.
Proses pemindahan buku ribuan judul dan koleksi lainnya dilakukan langsung rektor, para dekan, dosen, pegawai, dan mahasiswa dengan memasukkan barang-barang itu ke dalam 600 karung plastik.
“Proses ini sebernarnya telah dilakukan sejak 2 Juni 2019, sedangkan untuk akses ‘online’ semua buku-buku itu sudah terdata, tapi fisiknya perlu diselamatkan guna pelayanan kepada mahasiswa,” katanya.
Hasbullah menyatakan perpustakaan dan buku bagi lembaga perguruan tinggi merupakan “jantung kampus”, karena semua mahasiswa pasti datang ke perpustakaan untuk mencari referensi guna membuat tugas maupun skripsi.
“Karena itu kita berupaya untuk menyelamatkan semua aset yang ada di dalam perpustakaan yang bisa kita selamatkan, kalau memang ada yang tidak bisa kita selamatkan lagi ya nanti kita cari jalan lain,” kata dia.
Menurut Toisuta, walaupun dihadapkan dengan tanah retak, proses perkuliahan dan pelayanan kepada mahasiswa tetap berjalan normal.
“Proses perkuliahan di kampus IAIN tetap berjalan, karena sebagian gedung masih bisa digunakan untuk proses belajar dan pelayanan lainnya,” kata Hasbollah.
Proses pemindahan buku dari perpustakan dilakukan setelah rapat seluruh pimpinan IAIN Ambon pada Senin (10/6/2018).(BB-DIO)