BERITABETA.COM, Bula — Wilayah Kecamatan Kilmury Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, tak sepi dari masalah. Diantaranya soal kesehatan, minimnya infrastruktur pendidikan, penerangan hingga tak ada dermaga (Pelabuhan), menambah penderitaan bagi masyarakat Kilmury.

Akibat tidak ada dermaga atau pelabuhan untuk kapal berlabuh di wilayah Kecamatan Kilmury Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, para penumpang kapal tujuan Kilmury harus dijemput di tengah laut.

Faktanya itu tampak saat KM. Sabuk Nusantara 107 rute Ambon - Bemo - Kilmury - Geser - Gorom dan Wakate itu tiba di Kecamatan Kilmury.

Sejumlah longboat pun menuju ke tengah laut untuk menjemput para penumpang yang akan turun di Kilmury.

Hal ini diungkapkan salah satu penumpang KM. Sabuk Nusantara 107 Salim Rumakeffing kepada Beritabeta.com melalui telepon seluler, Minggu (11/04/2021).

Salim merupakan penumpang tujuan Kesuy ini mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

Menurutnya sudah 75 tahun usia Indonesia, namun sampai saat ini masih ada wilayah di SBT yang terisolir, belum tersentuh pembangunan tol laut sebagai cita-cita Presiden Joko Widodo.

Ketua Pemuda LIRA Kota Ambon ini berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan DPRD SBT, memperjuangkan kepentingan masyarakat di wilayah Kilmury.

"Karena Kabupatenn SBT adalah daerah kepulauan, bagaimana dengan akses antar pulau kalau tidak ada dermaga atau Pelabuhan," ketus Salim.

Sementara itu, salah satu pemuda asal Kecamatan Kilmury Aldy Kelosan juga mengakui Kilmury sampain saat ini masih terisolir.

Aldy mengungkapkan, wilayah Kecamatan Kilmury tidak memiliki akses darat. Karena itu transportasi laut di wilayah Kilmury dinilai merupakan solusi bagi masyarakat guna menjangkau daerah-daerah lainnya.

"Tidak ada dermaga, sehingga masyarakat yang datang dengan kapal baik dari Ambon maupun daerah lain pasti menggunakan jasa longboat untuk bisa sampai ke daratan," jelasnya.

Apalagi, saat musim gelombang sangat mengancam nyawa masyarakat. Kondisi ini sudah terjadi sejak lama, namun belum ada perhatian serius dari Pemkab SBT maupun Pemerintah Provinsi Maluku.

"Sebagi anak Kilmury saya sangat prihatin, karena selama ini pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi sengaja membiarkan kondisi ini terjadi di Kilmury," kesalnya,

Alumni HMI Cabang Ambon ini menyentil kinerja tim yang sudah melakukan survey pembangunan dermaga di Kilmury, namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda pembangunan.

"Semoga di bawah kepemimpinan pak Bupati dan Wakil Bupati SBT, Abdul Mukti Keliobas dan Idris Rumalutur, bisa mempercepat pembangunan dermaga di Kilmury," harapnya. (BB-AZ)