BERITABETA.COM, Ambon – Bulan Ramadhan 1443 Hijriah sebentar lagi akan tiba. Bulan penuh maghfirah ini seperti biasa akan dipenuhi dengan berbagai kebiasaan yang akan dilakoni warga muslim di seluruh dunia.  Selain beribadah, salah satu tradisi yang melekat adalah ngabuburit dan berburu menu berbuka puasa.

Di Kota Ambon, Maluku ada panganan [kue] yang rasanya lezat dan nikmat disantap saat berbuka puasa. Kue ini kerap menjadi buruan warga Kota Ambon. Namanya pun unik yakni kue yahudi.

Nama ini sama sekali tidak ada kaitan dengan bangsa yahudi. Entah kenapa namanya demikian, namun kue dengan tektur lembut dipenuhi taburan  kapulaga ini menjadi favorit saat berbuka puasa.

Di Ambon, kue yahudi kerap disajikan di lapak-lapak yang menjual makanan berbuka di kawasan Desa Batumerah, Kacamatan Sirimau, Kota Ambon. Konon disinilah asal muasal kue Yahudi hadir menjadi menu favorit.

Dikutip dari Indonesia.go.id, kue yahudi mulai dibuat di Desa Batumerah, sejak tahun 1985. Kue ini dipopulerkan oleh keluarga Cokro yang bermukim di Batumerah.

Dari beberapa literasi yang ada, kue yahudi adalah resep warisan dari Ibu Nur Bargeis yang memiliki darah keturunan Ambon-Arab.

Hanya satu keluarga yang membuat kue yahudi. Namun keluarga pembuat tak pernah tahu alasan kue yang mereka produksi dinamai kue yahudi.

Dari sisi bentuk, sepintas kue yahudi mirip dengan kue tart. Bahan pembuatan kue yahudi adalah terigu, telur, mentega, vanila, dan bubuk coklat. Yang membedakannya dengan kue lain adalah penggunaan kapulaga dan waktu pembuatan yang memakan waktu hingga dua hari.

Dikutip dari kompas.com, selain pala, kapulaga atau gardamu adalah salah satu rempah yang terkenal di Maluku.

Sebelum dicampur dengan adonan kue, kapulaga harus ditumbuk halus hingga menjadi tepung kapulaga agar bisa tercampur rata dengan adonan.

Warga Ambon biasanya menggunakan kapulaga jenis seberang karena ukurannya lebih besar dan aromanya lebuh kuat dibandingkan kapulaga jawa. Ada dua adonan kue yang dibuat.

Bahan baku utamanya adalah tepung terigu, susu krim, mentega, telur, dan gula lalu dimasak bersama air matang di atas api kecil. Setelah itu adonan diinapkan semalam sebelum diuleni hingga kalis keesokan harinya.

Untuk adonan kedua dibuat dari bahan baku telur, susu krim, gula, dan tepung terigu. Setelah tercampur, adonan kedua dicampurkan adonan pertama yang telah diinapkan.

Lalu secara perlahan, masukkan tepung kapulaga hingga tercampur rata di dalam kedua adonan yang sedang diaduk. Setelah semua bahan tercampur sempurna, adonan dipangggang di loyang dalam oven dengan api kecil hingga matang.

Saat ini, kue yahudi telah diinovasi dengan pewarna alami daun suji hijau agar warnanya tidak monoton. Kue yahudi dengan aroma kapulaga yang nikmat dengan rasa manis serta tekstur lembut bisa dinikmati di dalam loyang kecil yang dapat disantap oleh satu orang saja.

Kue yahudi bukan saja menjadi incaran warga muslim Ambon, tapi warga non muslim pun kerap membelinya karena rasanya yang gurih (*)

Editor : Redaksi