BERITABETA.COM, Bula — Proyek Pembangunan Talud Pantai Gumumae di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang dikerjakan CV. Julion Jaya Pratama kembali rusak.

Dari data yang dihimpun menyebutkan, proyek dengan nilai Rp 1,4 miliyar itu diketahui sudah berulang kali diperbaiki karena terus mengalami kerusakan, namun kali ini kerusakan terpantau cukup parah.

Wartawan beritabeta.com yang meninjau lokasi proyek itu, Sabtu (6/3/2021), melaporkan kerusakan cukup para terjadi, susunan paving block yang diletakkan di atas talud berbentuk trotoar semunya terangkat dan masuk ke dalam lubang-lubang akibat abrasi terjadi.

Kuat dugaan perencanaan proyek ini dilakukan juga asal-asalan tanpa menghitung resiko yang terjadi. Namun hingga saat ini, tak ada niat dari aparat penegak hukum untuk mengusut proyek bermasalah tersebut.

Kendati berulangkali rusak, namun DPRD SBT juga tetap diam. Bahkan ada yang menilai alpa dalam menjalankan fungsi pengawasannya terhadap proses pembangunan proyek yang beralamat di Desa Sesar itu.

Ketua DPD KNPI SBT Rusdi Rumata menilai, DPRD Kabupaten SBT harusnya menjalankan fungsi pengawasannya dan harus peka terhadap problem-problem masyarakat selama ini.

Rusdi meminta pihak DPRD SBT jangan seperti robot mainan yang harus dimasukkan baterai, baru bisa aktif.

"DPRD tidak boleh seperti robot mainan yang harus dimasukkan batre baru bisa aktif, DPRD harus peka terhadap opini-opini publik yang berkembang di media masa. Tidak harus dengan aksi demonstrasi baru ditanggapi" ungkap Rumata.

Dia juga mendesak, DPRD harus memanggil semua pihak yang terkait. Terutama Dinas Pariwisata, Inspektorat, pihak Kontraktor CV. Julion Jaya Pratama maupun konsultan pelaksana.

Ambruknya proyek ini, kata dia, tidak terlepas dari perencanaan pekerjaan  yang sudah salah besar. Struktur pantai wisata Gumumae dengan model pembangunan itu lanjut dia, sama halnya dengan membuang garam di laut.

"Lihat saja pada pondasi dengan ukuran lebar kurang lebih 25 cm dengan kedalaman 60 cm, itu sama saja dengan membangun pondasi rumah. Ini Talud untuk mengantisipasi abrasi kok modelnya kaya gitu" cetusnya.

Dia juga menjelaskan, Pantai Wisata Gumumae adalah ikon satu-satunya tempat wisata di Kota Bula SBT. Jika Dinas Pariwisata yang dipimpin Zainal Arifin Fanath itu sudah tidak memiliki inovasi untuk mengembangkan potensi wisata di daerah ini, minimal pantai Gumumae bisa diperhatikan dengan baik. 

"Karena satu-satunya tempat wisata yang bisa menarik retrebusi dari masyarakat dalam mendongkrat Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita hanya pantai Gumumae" akuinya.

Mantan Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ambon ini menegaskan, DPD KNPI SBT sudah berkali-kali mengomentari masalah Talud Gumumae.

Dikatakan, kerusakan pekerjaan proyek ini juga tidak terlepas dengan indikasi nakalnya Angki sebagai kontraktor dan juga pihak konsultan yang tidak optimal dalam perencanaan (BB-AZ)