TP PKK Malteng, Menyasar Desa Membentuk Generasi Emas

“Kita berharap kedepan dengan keterampilan yang dimiliki, masyarakat desa juga memiliki peluang yang lebih baik untuk meningkatkan taraf hidup dan berkontribusi pada perekonomian desa,” bebernya.
Tingginya angka putus sekolah, kata Sahubawa juga merupakan masalah yang masih dihadapi oleh banyak desa di Indonesia.
PKK Malteng juga berperan dalam mencegah kondisi ini melalui berbagai program dan kegiatan.
“Kami dari PKK juga mengadakan kampanye pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan,” katanya.
Kampanye ini dapat dilakukan melalui berbagai media sosial, seminar, pembuatan spanduk atau brosur, dan kegiatan lainnya yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan, diharapkan angka putus sekolah dapat ditekan.
“Harapannya bahwa masa anak-anak adalah masa yang teramat penting dari seluruh kehidupan manusia. Karena pada masa inilah kualitas hidup anak selanjutnya akan ditentukan,” beber Ana.
Ana menambahkan, masa anak-anak adalah masa keemasan (golden age), apabila berbagai stimulus yang baik diberikan kepada anak, maka akan bisa meningkatkan daya pikir, kreativitas dan kecerdasan mereka.
Untuk itu, pembinaan dan bimbingan kepada seorang anak sangat diperlukan untuk mendorong anak agar dapat mencapai puncak perkembangan optimal.
Selain kepada anak, program yang di dalamnya memberikan edukasi kepada orang tua juga ikut dijalankan untuk mewujudkan tumbuh kembang balita atau anak-anak melalui pola asuh yang benar.
“Di sini juga ada program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), dimana kita memberikan edukasi, mengoptimalkan kemampuan dari orang tua untuk bisa memaksimalkan dalam mengasuh anak, dalam memberikan makanan sehat, PMT yang nanti output-nya adalah penurunan angka stunting di Maluku Tengah yang sekarang masih cukup tinggi,” urainya.
Target dari kegiatan ini adalah untuk memberikan semangat kepada TP PKK Kecamatan dan Kelurahan selaku Bunda PAUD.
“Anak-anak ini aset bangsa yang berharga. Jadi Bunda PAUD di wilayah masing-masing memiliki peran dan kontribusi besar terhadap anak-anak di usia emas mereka,” tutupnya.
Paling tidak legacy yang ditinggalkan Ki Hadjar Dewantara dapat menjadi motivasi bagi semua anak bangsa termasuk TP PKK Malteng, bukan dalam bentuk pelawanan kepada kebijakan bangsa kolonial, tapi perlawanan terhadap kondisi kemiskinan dan keterbelakangan (*)
Pewarta : Edha Sanaky