Warga Lateri Dukung Pembangunan Resto Sari Gurih

BERITABETA.COM, Ambon – Warga Kelurahan Lateri, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, khususnya yang bermukim di sekitar Gereja Lahai Roi, menyatakan dukungannya terhadap pembangunan Resto Sari Gurih yang dibangun di tepi pantai, berseberangan dengan bangunan gereja.
Kepada sejumlah media, salah satu warga Lateri I yang juga anggota Jemaat Lahai Roi, Felix De Fretes, menyatakan dukungannya atas pembangunan resto yang cukup punya nama di Kota Ambon itu.
“Warga di sini tidak ada yang keberatan (dengan pembangunan Resto Sari Gurih), cuma satu orang (yang keberatan). Kami malah sangat mendukung pembangunan itu karena mereka (pihak resto, red) merekrut tenaga kerja dari anak muda di sini,” kata Felix De Fretes di Ambon, Selasa (26/03/19).
Felix De Fretes mengatakan bahwa lahan yang digunakan untuk pembangunan resto itu adalah milik pemilik resto, Marta Maria Tanihaha, yang dibelinya dari pemilik sebelumnya yang adalah Direktur Toko Dunia Meubel.
Warga lainnya yang enggan menyebutkan namanya, juga menyatakan dukungannya terhadap pembangunan resto yang diperkirakan akan menjadi restoran terbesar di Ambon, saat ini. “Kami sangat mendukung, karena dia (Resto Sari Gurih, red) akan menjadi daya tarik bagi desa ini. Orang kalau ke Lateri akan ingat bahwa di sini ada Resto Sari Gurih,” kata warga tersebut.
Dia mengatakan, bila pembangunan resto itu rampung, akan menjadi salah satu ikon Kelurahan Lateri. Dengan begitu, akan menambah daftar pembangunan yang telah ada di Lateri saat ini “Di sini sudah ada sekolah dari TK hingga SMA. Ada juga Kampus yakni Universitas terbuka. Dengan adanya pembangunan resto itu akan semakin memperbagus kelurahan Lateri,” kata warga itu.
Hal senada disampaikan warga lainnya yang juga enggan menyebutkan namanya. Warga itu mengatakan, pembangunan resto yang telah berjalan sejak Maret 2018, mulanya tidak mengalami kendala.
“Pemilik resto sudah bicara dengan pihak gereja, dan tidak ada yang keberatan. Malah, beliau menawarkan, bila suatu saat gereja tidak bisa digunakan karena sedang dipugar, bisa menggunakan sebagian bangunan resto untuk beribadah,” katanya.
Menurut dia, Marta Maria Tanihaha telah merekrut 10 anak muda dari Lateri untuk bekerja di resto yang sedang dalam pembangunan itu.
“Tapi saat ini pembangunannya belum rampung, sehingga 10 anak muda itu untuk sementara ditampung di Resto Sari Gurih di Jalan Raya Pattimura untuk, digembleng. Begitu pembangunan rampung, maka anak-anak yang ‘dimagangkan’ tadi ditarik ke sini,” katanya menjelaskan.
Anak Pemilik Resto Sari Gurih, Hoki Tanihaha, menjelaskan bahwa proses pembangunan yang dilakukan kedua orang tuanya sudah memenuhi prosedur. “Kami punya izin pembangunan semuanya lengkap. Tidak mungkin kami membangun bila tanpa izin. Dan, bila dari semula ada masalah, tidak mungkin kami melanjutkan pembangunan hingga sudah lebih dari setahun ini,” kata Hoki Tanihaha.
Pada Januari lalu, seorang warga Lateri, Betty Pattikayhatu menyatakan keberatannya atas pembangunan Resto Sari Gurih yang menurutnya akan mengganggu ketertiban umum dan proses peribadatan Jemaat Lahai Roi.
Pernyataan Betty Pattikayhatu itu dimuat di salah satu media di Ambon, Harian Spektrum. “Kami tidak mau proses peribadatan terganggu hanya karena kehadiran restauran yang menurut kami tidak pantas berada di depan rumah Tuhan. Untuk itu kami menolak dengan keras pembangunan Restorant Sari Gurih yang sementara dibangun,” tegas Betty Pattikayhatu yang dikutip dari Harian Spektrum. (BB – ENY)