Frans menegaskan, kejadian itu harus menjadi peringatan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBT dan Pemprov Maluku dalam mengeluarkan izin pembalakan liar berkedok perkebunan.

Dia mengaku, dampak dari kegiatan penabangan tersebut telah menimpa mereka, sehingga mereka tidak mau lagi kejadian yang sama terjadi di wilayah Kecamatan Siwalalat.

"CV SBM ini pertama dan terakhir kali, kami tidak menginginkan hal itu terjadi lagi. Karena sangat merugikan warga setempat, disamping itu juga ratusan kelapa di pesisir sungai waitunsa dihanyutkan" tandasnya

Pemuda Desa Sabuai ini juga membeberkan selain di Desa Sabuai, banjir juga ikut meredam sejumlah rumah warga di desa-desa tetangga yakni Desa Wainel dan Desa Atiahu Kecamatan Siwalalat (*)

Pewarta : Azis Zubaedi