BERITABETA.COM, Saumlaki – Masyarakat yang mendiami Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Provinsi Maluku meminta pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten agar bisa memperhatikan masalah jaringan internet yang ada di daerah itu.

Warga setempat mengeluh, sampai saat ini tower Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun beberapa waktu lalu untuk kebutuhan layanan 4G, hingga kini belum dapat melayani kebutuhan masyarakat, terutama untuk mendukung kegiatan belajar online atau dalam jaringan (daring) siswa/siswi.

Elfis Itrandula, salah seorang warga Desa Lelingluan, Kecamatan Tanimbar Utara kepada beritabeta.com di Saumlaki, Rabu (26/11/2020) mengungkapkan kerinduan masyarakat setempat akan kebutuhan jaringan internet sudah lama disampaikan.

“Tower untuk mendukung jaringan telekomunikasi 4G di Kecamatan Tanimbar Utara sudah dibangun beberapa bulan lalu, namun belum bisa mengatasi masalah kebutuhan jaringan internet bagi masyarakat. Lalu kapan kita bisa nikmati semua ini,” ungkapnya.

Tower BTS yang dibangun itu, kata Elfis bahkan sudah diresmikan Bupati Kepulauan Tanimbar, Petrus Fatlolon beberapa bulan kemarin.  Harusnya sudah bisa dinikmati warga terutama para pelajar yang ingin belajar online, tapi malah sama saja.

“Ini sama juga dengan jaringan listrik yang sudah sekian tahun jadi tuntutan dan keluhan masyarakat di Kecamatan Tanimbar Utara,” cetusnya.

Kondisi ini membuat, Elfis yang keseharian bekerja sebagai buruh di Pelabuhan  Larat ini mempertanyakan perhatian negara terhadap warganya.

“Negara ini sudah merdeka tapi kami masyarakat di Kecamatan Tanimbar Utara ini belum merdeka. Sudah puluan tahun kami hidup terisolir. Bagaimana anak-anak kami bisa belajar lewat online, kalau kondisinya seperti ini,” tandasnya.

Ia juga mempertanyakan, masalah layanan listrik yang disediakan PLN. Kondisinya, kata dia sangat buruk.

Hal serupa juga disampaikan Ahan Elat. Warga  Desa Ritabel ini juga mengeluhkan buruknya pelayanan jaringan telekomunikasi dan buruknya pelayanan listrik di Kecamatan Tanimbar Utara.

Menurut bapak dari 4 anak ini, PLN sebagai perusahaan penyedia jasa listrik selama ini sudah tidak maksimal melayani warga.

“Mungkin mesinnya yang sudah saatnya diganti karena sudah sekian puluh tahun ini, kami masyarakat di kecamatan ini sudah sangat sengsara. Kami seperti anak tiri dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar,” keluhnya.

Mengatasi hal ini, Ahan berharap Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Kepulauan Tanimbar  dapat memberikan perhatian terhadap masalah yang saat menjadi kebutuhan bagi masyarakat di kecamatan itu.

“Tolong lihat nasib masyarakat yang ada di kecamatan ini. Negara ini sudah merdeka tapi kecamatan kami, sampai saat ini belum merasakan arti dari sebuah kemerdekaan itu,” cetusnya (BB-SL)