Asnawi Mangkualam, Lokomotif Timnas Indonesia dari Makassar
Meski sempat berseragam PSM Junior, tetapi pada musim 2016 lalu ia memilih memperkuat Persiba Balikpapan ketimbang promosi ke tim senior.
Barulah di tahun 2017, namanya masuk skuad senior berkat aturan Liga 1 Indonesia kala itu yang mewajibkan setiap klub memiliki pemain U-21 yang bermain secara reguler. Di bawah asuhan Robert Rene Alberts, selaku pelatih kepala PSM, Asnawi mendapat kepercayaan tampil.
Ia dimainkan dalam sembilan pertandingan, posisi pertamanya saat itu yakni gelandang bertahan. Memiliki tenaga kuda dan pantang menyerah saat berebut bola membuat pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, kepincut.
Hanya saja di Timnas U-19, Indra Sjafri memilih menempatkan Asnawi sebagai fullback kanan. Alasannya saat itu, terlalu banyak pemain yang berposisi sebagai gelandang. Sementara untuk fullback kanan masih minim.
Kejelian Indra Sjafri ini pun berbuah hasil bagi Asnawi. Ia menjadi salah satu pemain yang sukses mempersembahkan gelar juara AFF Cup U-22 tahub 2019 lalu.
Selepas kepergian Robert Alberts dari PSM dan digantikan oleh Darije Kalezic musim 2019 lalu, posisi Asnawi pun ikut berubah. Darije paham betul, jika Asnawi lebih cocok bermain sebagai fullback.
Alhasil sejak saat itu, Asnawi tampil secara reguler dan mampu bersaing dengan para seniornya. Termasuk Zulkifli Syukur.
Di tahun yang sama, Asnawi terlibat langsung dalam catatan sejarah PSM yakni mempersembahkan gelar juara Piala Indonesia 2018-2019. Ia bahkan terpilih sebagai pemain muda terbaik di ajang tersebut.
Berbagai catatan gemilang Asnawi ini pun membuatnya disebut-sebut sebagai fullback kanan terbaik yang saat ini dimiliki Indonesia.
Ia juga sempat dipanggil mengikuti TC Timnas Senior awal 2020 lalu untuk persiapan lanjutan Kualifikasi Piala Dunia.
Pilih Asia Bukan Eropa
Asnawi Mangkualam Bahar berhasrat ingin berkarir secara profesional di luar negeri. Kawasan Asia pun menjadi wilayah yang ia dituju pemain jebolan SBB Hasanuddin ini.
"Kalau ada kesempatan bermain di luar negeri, saya mau berlaga di Thailand, Jepang, atau Korea Selatan. Saya ingin mengawali dari Asia dahulu, tidak langsung ke Eropa," ujar Asnawi, dikutip dari perbincangannya dengan PSSI di Jakarta.
Menurut pesepak bola berusia 20 tahun itu, berkarier di Eropa cukup sulit. Hal itu disimpulkannya berdasarkan pengalaman rekannya yang langsung merumput di Benua Biru setelah berkiprah di Indonesia.