Atasi Gangguan Kelistrikan, PLN UP3 Ambon Sigap Pulihkan Penyulang Trip
BERITABETA.COM, Ambon - PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ambon terus sigap mempercepat pemulihan suplai listrik terdampak cuaca ekstrem yang menyebabkan suplai listrik di beberapa wilayah di Kota Ambon terganggu.
Beberapa wilayah dilaporkan mengalami padam listrik, di antaranya; sebagian Hative Besar, Desa Batu Lubang, Desa Laha, Desa Hative Besar Masising, Desa Latta, Bandara Pattimura, Desa Tawiri, Desa Riang, Desa Tanah Putih, Lanud Pattimura, Desa Laha Air Manis, Desa Air Sakula, Desa Hatu, Desa Namahatu, Desa Liliboy, Desa Samahuku, Desa Alang, dan Desa Tapi.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU), Awat Tuhuloula menyatakan, cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang ini menyebabkan beberapa jaringan tertimpa pohon pada Rabu (12/7/2023), sekitar pukul 10.15 WIT.
"Hujan beberapa hari terakhir ini yang disertai angin kencang menyebabkan beberapa wilayah itu listriknya padam. Petugas kami bergerak cepat ke lapangan untuk memastikan gangguan, sekaligus memperbaiki nya," tutur Awat, Kamis (13/7/2023).
Senada dengan itu, Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ambon Maryudin Saleh mengatakan, bencana alam itu mengakibatkan kurang lebih 8.402 pelanggan mengalami padam aliran listriknya.
"Sekitar 23 orang petugas dikerahkan untuk merecovery sistem kelistrikan yang diakibatkan oleh pohon tumbang sebanyak 61 gardu yang terdampak kejadian tersebut" jelas Maryudin Saleh.
PLN juga mengharapkan masyarakat berperan aktif dalam menjaga keandalan listrik dengan menginformasikan atau melaporkan potensi penyebab gangguan, seperti adanya pohon yang dekat atau tumbang mengenai jaringan.
“Untuk mengantisipasi gangguan listrik akibat pohon yang tumbang, kami menghimbau masyarakat dapat melaporkan ke kantor PLN terdekat atau melalui Contact Center 123 dan PLN Mobile apabila melihat pohon yang berada terlalu dekat atau berpotensi jika Roboh kena jaringan PLN agar ditebang oleh pihak PLN” tutur Maryudin Saleh (*)
Editor : Redaksi