BRIN Identifikasi Temuan Spesies Baru Cicak di Malut, Namanya Cicak Papeda
BERITABETA.COM, Jakarta - Spesies baru jenis cicak berhasil diidentifikasi Pusat Penelitian Biologi Badan Riset Nasional dan Inovasi (BRIN). Cicak jarilengkung jenis baru ini bernama ilmiah Cyrtodactylus papeda yang ditemukan di kawasan Kawasi, Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara.
Peneliti Zoologoi dari Museum Zoologicum Bogoriense Awal Riyanto bersama tim dalam siaran persnya, Senin (7/3/2022) menjelaskan, hewan ini ditemukan oleh Fata H. Faz dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 2016 dan 2018.
Menurut Awal, secara genetik dan morfologi cicak ini mirip dengan spesies Melanesia, yaitu Cyrtodactylus papuensis.
"Ada perbedaan terlihat pada ukuran tubuhnya yang lebih besar, baris sisik besar paha lebih dari satu baris, dan alur precloacal yang dalam pada jantan," katanya seperti dikutip dari detik.com.
Dijelaskan, penyematan nama papeda merupakan bagian iktiar untuk mempromosikan atau mengenalkan keragaman kuliner nusantara ke dunia. Dalam hal ini papeda yang merupakan nama makanan tradisional dari Maluku dan Papua Barat yang terbuat dari sagu.
"Cicak ini dapat ditemukan pada vegetasi rawa bakau, pinus, dan hutan sekunder yang berasosiasi dengan semak belukar. Biasanya aktif dan ditemukan di malam hari antara 30 cm sampai 3 meter di atas tanah dan sebagian besar pada batang pohon," jelas Awal.
Analisis molecular mengindikasikan spesimen Cyrtodactylus dari Pulau Obi masuk dalam kelompok C. marmoratus grup. Populasi Cyrtodactylus dari Pulau Obi memiliki kekerabatan dekat dengan sample C. papuensis dari Pulau Buru, Raja Ampat dan Selatan Papua Nuigini.
Rata-rata ukuran panjang C. papeda mencapai 60,7 mm. Bagian dorsum cicak berwarna coklat muda. Memiliki pola dengan tujuh atau delapan tanda coklat gelap melintang sempit dan tidak beraturan antara ketiak dan selangkangan.
Warna garis coklat tua memanjang dari bagian postnasal melewati mata dan berlanjut ke lubang telinga bagian atas. Sisi punggung ekor bengkok, di bagian dasar memiliki pita gelap menyempit, melebar saat ekor mengecil.
"Baik dalam keadaan hidup dan diawetkan, cicak ini memiliki warna yang sama. Semua area berwarna coklat pucat dengan bagian dorsum bewarna abu-abu, krem, atau kuning kecoklatan, sedangkan supercilium dan canthus berwarna kuning keemasan," tutup Awal.
Penemuan sepesies baru cicak Cyrtodactylus papeda menambah daftar jenis cicak di dunia menjadi 8 jenis berdasarkan ciri dan bentuknya.
Sebelumnya dikutip dari dictio.id para ilmuwan mengidentifikasi di dunia terdapat 7 jenis cicak meliputi:
1. Cyrtodactylus marmoratus (Gray,1831). Jenis ini merupakan individu dewasa dengan memiliki ciri: panjang 5-8 cm, kepala besar, pipih, adapun lubang telinganya berbentuk oval. Pada bagian kepala sisiknya berbentuk granular (butiran-butiran kecil), tenggorokan dengan sisik granular yang sangat kecil.
Ekor panjang yang meruncing kebagian ujung. Ekor dengan corak coklat tua, sedangkan pada ekor baru akan hilang dan kadang digantikan oleh garis hitam, adapun warna tubuhnya coklat muda dibagian dorsal, dengan bintik coklat gelap sepanjang tubuh, kadang-kadang membentuk corak silang.
2. Gehyra Mutilata (Wiegman, 1834). Jenis cicak ini ditemukan dan diklasifikasikan oleh seorang pakar sains yaitu Wiegman pada tahun 1834, adapun ciri-ciri pada jantan dewasa gebya mutilata memiliki ciri dengan panjang 4,2 cm.
Kepalanya lebih panjang dari pada lebar tubuhnya, lubang telinga sedang atau lebar, bagian punggung dan tenggorokan tertutup oleh sisik bulatan kecil, lebih lebar dan pipih di bagian punggung.
Sisik pada perut luas dan tumpang tindih. Pada punggungnya berwarna keabu-abuan, coklat muda hingga coklat tua atau bervariasi dengan coklat lebih tua. Adapun pada ibu jarinya meruduksi tanpa cakar.
3. Cosymbotus Platyurus (Cicak Tembok). Panjang jenis cicak ini berkisar antara 4-6,3 cm. Kepalanya dengan moncong lebih panjang dari jarak mata ke lubang telinganya. Lubang telinganya kecil berbentuk oval (lonjong). Jenis cicak ini memiliki tubuh yang pipih dengan sisik kecil pada bagian punggung dan melebar di bagian kepala.
Cicak ini memiliki pelebaran kulit dari aksila hingga pangkal tungkai belakang. Pada bagian perutnya memiliki sisik yang tumpang tindih. Ekornya pipih dengan sisi yang tajam tertutup oleh sisik kecil seragam. Warna tubuh jenis cicak ini pada umumnya coklat abu-abu dengan corak marmer yang bervariasi dari terang hingga gelap dibagian dorsal (punggung).
4. Hemidactylus Frenatus (Dumeril & Bibron 1836). Cicak ini memiliki panjang antara 4,2-5,7 cm. Kepalanya lebih panjang dari pada jarak mata hingga lubang telinganya. Lubang telinganya berbentuk kecil dan membulat. Pada bagian kepala hewan ini tertutup oleh sisik granuler (bulatan kecil) yang melebar di bagian moncong.
Pada ekor frenatus berbentuk silindris memanjang dengan ujungnya yang runcing. Bagian jari dari jenis cicak ini memipih dengan pelebaran bagian ujung yang terdiri atas beberapa lamela (lapisan tipis).
5. Gekko Gecko (Linnaeus, 1758). Gekko Gecko merupakan nama latin dari jenis ini yang memiliki panjang 11,3 – 16, 2 cm. Memiliki lebar sebanding dengan dua kali jarak moncong hingga ke mata dan mata ke lubang telinga. Moncong triangular, tumpul, lebih panjang dari pada diameter mata.
Lubang telinganya berbentuk kecil, oblique, diameter vertikal setengah dari diameter mata. Kepala tertutup sisik poligonal.
Pada bagian sisik labial atas berjumlah 12-15 dan labial bawah 10-13. Bagian mental terdapat sisik yang lebih kecil dari pada sisik labial, seragam dan berjumlah 4 hingga 5 pasang. Bagian dorsal dengan sisik kasar yang pipih dan biasanya terdapat 12 sisik granuler besar di sepanjang bagian dorsal. Sisik ventral pipih melebar dan tumpang tindih.
Jenis ini memiliki warna dasar abu-abu dengan corak terang dari oranye sampai merah. Ekor dengan pola cincin. Ekor baru dengan warna abu-abu polos tanpa corak cincin. Bagian ventral lebih terang, biasanya abu-abu muda.
6. Ptychozoon kuhli (Stejneger, 1902). Jenis cicak ini disebut dengan tokek purba atau nama latinnya Ptychozoon kuhli , memiliki kepala pipih berbentuk bulat telur dengan moncong lebih panjang daripada jarak antara mata dengan lubang telinga, lubang telinga lebar dan membulat.
Memilki panjang antara 8-9 cm, adapun bagian sisik berukuran cukup besar membentuk kulit yang melebar terdapat diantara lubang telinga hingga bagian leher.
Sisik kepala kecil, rostral sangat besar, kuadranguler. Terdapat dua pasang sisik supranasal dengan bagian yang dekat dengan rostral berukuran lebih besar. Sisik labial atas 10-15 buah dan labial bawah 10-12 buah.
Tubuhnya sangat pipih dengan sisil granuler kecil dan beberapa tuberkel yang melebar. Jantan dengan 20- 22 praenal pores tersusun melengkung. Ekor panjang dan pipih dengan lembaran kulit.
Bagian ventral lebih terang dengan warna kekuningan. Seperti jenis lainnya, cicak purba ini juga aktif padamalam hari (nokturnal), penyebaran jenis cicak ini di Indonesia belumlah terlalu banyak hanya terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Mentawai, dan Kalimantan.
7. Hemiphyllodactylus (Bleeker, 1860). Ciri-ciri jenis cicak ini memiliki jari dengan bagian ujung terpisah menjadi dua buah lamela yang menyatu, dipisahkan oleh alur median. Bagian ibu jari mereduksi. Tubuh lansing memanjang dengan sisik kecil. Pupil vertikal.
Adapun kepalanya lebih panjang daripada lebar tubuhnya, berbentuk bulat telur. Moncong dengan panjang sama dengan jarak mata hingga lubang telinga. Lubang telinga sangat kecil, oval, oblique. Tungkai lansing dan panjang.
Warna tubuh bagian dorsal coklat dengan corak marmer, terdapat corak hitam dari moncong hingga ke tungkai depan. Bagian ekor berwarna coklat muda dengan bintik putih memanjang. Bagian ventral tubuh lebih terang dengan bintik bintik coklat memanjang (*)
Editor : Redaksi