BERITABETA.COM, Masohi – Tak ada yang menyangka Coronavirus Disease-19 (Covid-19)  yang ditemukan di Wuhan, China itu bisa menyebar dan menjadi momok menakutkan bagi warga di seantero dunia.

Tidak terkecuali, warga Kota Ambon, Provinsi Maluku pun merasakan dampak yang luar biasa, mulai dari stigma sosial yang menekan hingga kematian yang silih berganti.

Padahal, Covid-19 tak berbeda dengan penyakit lainnya. Penyakit yang disebabkan virus ini pun bisa disebuhkan jika semua anjuran dapat dipatuhi setiap penderitanya.    Fakta inilah yang diungkap seorang penyintas Covid-19 asal Kota Ambon berinisial DA.

Cerita DA berawal di hari Minggu, 30 Agustus 2020. Saat itu, pria berusia 28 tahun ini, merasakan gejala demam dan pusing yang tidak terkendali. Ia seakan melayang dan tidak seperti biasanya.

Tanpa rasa curiga apa yang terjadi. DA kemudian memutuskan untuk memeriksakan diri  ke dokter di salah satu Rumah Sakit di kota Ambon.

Setelah diperiksa, dokter kemudian mendiagnosa DA terkena types.  Karyawan salah satu BUMN di kota Ambon ini, oleh dokter kemudian diberikan obat untuk mengobati rasa sakit yang dikeluhkan.  Setelah tiga hari mengkonsumsi obat dari dokter,  DA merasakan dirinya mulai pulih.

“Setelah minum obat dari dokter tiga hari kemudian saya merasakan mulai pulih. Keluhan pusing dan demam sudah hilang,” ungkap DA berkisah tentang perjuangannya kepada beritabeta.com, Jumat (23/10/2020).

Ironisnya, kondisi itu tidak bertahan lama, pria kelahiran Jakarta 10 April 1992 ini kembali merasakan tenggorokannya mulai sakit dan sudah tidak bisa bisa mencium bau. DA memutuskan untuk kembali dokter yang sama. Dokter akhirnya merujuknya ke dokter THT.

Tapi lagi-lagi, dokter THT  mendiagnosanya radang sinus. Setelah meminum obat, penciuman DA kembali normal tetapi kemudian dibarengi dengan muntah-muntah.

DA harus kembali ke dokter. Kali ini ia memutuskan mengganti dokter. Saat dipereiksa dokter,  kemdian disimpulkan muntah-muntah yang dialami DA  hanya karena kontradiksi obat yang tidak cocok.

Tetapi untuk keluhan yang lain DA sudah dinyatakan sehat. DA sempat menceritakan awal gejala yang dialaminya kepada dokter. Setelah mendegar riwayat penyakit yang disampaikan, dokter kemudian menvonis DA sebenarnya terkena gejala Covid-19.

Meskipun demikian, kondisi DA yang sudah membaik menjadi alas an lain, dirinya tidak disarankan untuk menjalani swab test. DA juga sudah tidak merasakan gejala apa-apa dan kemudian beraktifitas seperti biasa tetapi tetap menjalankan protocol kesehatan dengan ketat.

Kamar hotel tempat DA melakukan karantina

Saat hendak berangkat ke Jakarta, DA kemudian menjalani rapid test. Seminggu sebelum keberangkatannya, sarjana teknik ini melakukan rapid test di dua laboratorium dan hasilnya reaktif.

DA kemudian berinisiatif untuk melakukan swab test di salah satu Rumah Sakit pada tanggal 24 September 2020. Selama menunggu hasil swab, DA melakukan karantina mandiri di tempat tinggalnya.

Tanggal 27 September hasil swab testnya menunjukkan DA positif mengidap virus Covid-19.  Tanggal 28 September DA pun diisolasi di RS tempat ia menjalani  swab test. Sehari setelahnya, DA dipindahkan ke salah satu hotel di Kota Ambon yang digunakan pemerintah kota (Pemkot) Ambon sebagai tempat karantina/isolasi pasien Covid-19.

DA menjalani isolasi dengan santai dengan tenang.  “Saya menjalaninya dengan santai. Anggapan saja seperti saya pindah kos-kosan. Dinikmati aja dan kebetulan juga saya dapat kamar yang nyaman yang khusus untuk satu orang,” beber DA.

DA mengaku, tindakan isolasi sangat penting dilakukan guna meminimalisir penyebaran Virus Corona ini. Selama diisolasi, layanan kesehatan yang diberikan juga sangat baik, mulai dari makan yang teratur dn tinggi protein serta check up rutin oleh dokter jaga mulai dari hari Senin sampai Sabtu.

Memasuki hari ke-10 isolasi, DA kemudian di swab kembali. “Jadi setelah sepuluh hari di isolasi, saya di swab untuk kedua kalinya dan hasilnya masih positif tetapi CT-Valuenya sudah tinggi,”  jelas DA.

Sebagai informasi CT (cycle threshold) adalah nilai dari tes PCR dimana semakin tinggi angkanya maka semakin kecil kemungkinan penularan virus. Lima hari setelah swab kedua, DA menjalani Swab yang ketiga dan hasilnya negatif dan dinyatakan sembuh.

Mengaakhiri wawancaranya, DA berpesan kepada masyarakat yang tidak terjangkit virus corona ini dengan tetap melaksanakan pola hidup sehat dan protocol kesehatan tetap dijalankan karena sesungguhnya virus itu ada, mengingat survey bahwa 27 % masyarakat Maluku tidak percaya adanya virus corona ini.

“Dan untuk yang sedang menjalani masa penyembuhan, tetap semangat, jangan pernah drop, tetap berpikir positif, jangan insecure bahwa virus ini hanyalah sebuah konspirasi.  Yakinlah bahwa tenaga kesehatan sudah disumpah dan mereka tidak akan melanggar sumpah mereka hanya untuk mencari uang, karena sekali lagi virus ini ada,”tutup DA (*)

Reporter : Edha Sanaky
Editor : Redaksi