BERITABETA.COM – Sejumlah negara Eropa kini dilanda gelombang baru Covid-19.  Virus mematikan ini menyapu seluruh Eropa dan membuat rekor baru di sejumlah negara.

Salah satu negara yang kini menerapkan kebijakan lockdown secara parsial adalah Belanda. Pemerintah di negara kincir angin ini telah menetapkan kebijakan penutupan restoran dan pertokoan.

Perdana Menteri sementara Belanda Mark Rutte mengatakan pembatasan kembali diberlakukan selama tiga minggu. Supermarket dan toko non esensial akan ditutup lebih awal.

Langkah-langkah protokol kesehatan seperti jaga jarak juga diberlakukan kembali. Pemerintah merekomendasikan agar tamu tidak lebih dari empat orang di rumah masing-masing. Aturan ini segera berlaku efektif. Kafe dan klub malam harus tutup pada pukul 8 malam mulai hari Sabtu ini.

"Malam ini kami membawa pesan yang tidak menyenangkan. Virus ini ada dimana-mana dan harus diperangi," katanya dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Jumat malam, mengutip Reuters, Sabtu (13/11/2021).

Pemerintah Belanda juga sedang menjajaki cara untuk membatasi akses orang ke tempat dalam ruangan, khususnya bagi yang belum tervaksin. Namun masih membutuhkan persetujuan parlemen.

Peningkatan kasus ini membuat rumah sakit kewalahan di negara itu. Dimana infeksi baru mencapai 16.000 untuk hari kedua berturut-turut mengalahkan rekor sebelumnya di bawah 13.000 kasus pada Desember lalu.

Rutte meminta warganya melakukan work from home. Selain itu melarang mengunjungi acara olah raga termasuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia Belanda vs Norwegia. Namun sekolah, teater, dan bioskop akan terus dibuka.

Pengumuman ini mengubah banyak kebijakan di Belanda, karena dari bulan lalu laju lonjakan kasus terus meningkat meski tingkat vaksinasi sudah tinggi.

Saat ini sudah 85% penduduk dewasa Belanda sudah tervaksin penuh. Dari semenjak awal pandemi the oranje mencatatkan total kasus 2,27 juta kasus dan 18.695 kematian akibat Covid - 19.

Sementara, kematian akibat Covid-19 jauh menurun dari tahun lalu di banyak negara Eropa. Di Rusia, dengan hampir sepertiga dari populasinya sudah divaksin, telah mengalami lonjakan yang stabil selama dua bulan dan sekarang memimpin dunia dalam total kematian akibat virus corona untuk pertama kalinya.

Melansir NPR, dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 7 November 2021, Eropa merupakan satu-satunya wilayah dengan peningkatan kematian akibat virus, naik 10 persen.

Secara keseluruhan, kasus virus corona baru menurun di sebagian besar dunia, tetapi naik 7 persen di Eropa dan 3 persen di Afrika. Pekan lalu, direktur WHO untuk Eropa Dr Hans Kluge mengatakan, kawasan itu kembali ke pusat episentrum pandemi.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menyebut negaranya harus melakukan semua upaya untuk memutus gelombang baru. "Situasinya serius dan saya merekomendasikan agar semua orang menganggapnya seperti itu," kata Spahn.

Spahn dan Kepala Institut Robert Koch Jerman untuk penyakit menular, Lothar Wieler memperingatkan bahwa unit perawatan intensif di seluruh negeri berada di bawah tekanan parah dari pasien Covid-19, terutama di negara bagian Saxony, Thuringia, dan Bavaria (*)

Editor : Redaksi