BERITABETA.COM – Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini menyampaikan lima masalah ekonomi politik yang melilit Indonesia pada masa pandemi Covid-19.

Kelima masalah itu meliputi, fisikal rapuh dan utang besar,  tidak memadai dalam kepemimpinan dan kebijakan mengatasi Covid-19, jatuh menjadi negara menengah bawah, income trap.

“Dan yang terakhir ketergantungan ekonomi politik kita terhadap China dan kehilangan prinsip bebas aktif,” beber Rachbini dalam diskusi publik dengan tema “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Fondasi Ekonomi & Agenda Pembangunan di Indonesia,” yang digelar secara virtual pada Jumat, (13/8/2021).

Dalam diskusi publik yang digelar Universitas Paramadina  dan Paramadina Public Policy Institute (PPPI) itu Prof. Didik menilai bahwa kepemimpinan Indonesia dalam masyarakat internasional terutama ASEAN sangat jauh sekali jika dibandingkan dengan pada masa Ali Alatas seorang diplomat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tahun 1988 - 1999.

“Saya melihat bahwa kepemimpinan Indonesia di dalam masyarakat internasional terutama ASEAN saja itu jauh sekali dibandingkan dengan masa-masa Ali Alatas walaupun income waktu itu sangat rendah, belum terlalu tinggi,” ucap Didik.

Senada dengan itu, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin juga menyampaikan enam komorbid utama dalam perekonomian Indonesia.

Masing-masing, kata Wijayanto yaitu tingkat utang pemerintah, korporasi dan rumah tangga yang tinggi, kapasitas fiskal pemerintah yang terus melemah, current account deficit yang terus meningkat.

Kemudian, ketimpangan pendapatan, kekayaan dan penguasaan tanah, tingkat pengangguran yang tinggi dengan kualitas pekerjaan yang rendah dan regulatory uncertainty & inconsistency.

Wijayanto menjelaskan kondisi ekonomi Indonesia saat ini sebenarnya dalam keadaan yang tidak fit, namun sebetulnya ekonomi Indonesia dalam kondisi yang sehat.

“Ekonomi kita itu sebenarnya tidak fit tapi sehat. Tidak fit dengan sehat itu begini, kita ini barangkali minoritas sehat, tapi ya fine-fine saja dalam kehidupan normal. Tapi kalau tiba-tiba disuruh lari 300 meter saja atau renang 50 meter saja atau kerja lembur, maka kesehatan kita menjadi terkendala,” jelasnya.

Selanjutnya, diskusi tersebut dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para pembicara yaitu Faisal Basri (Ekonom Senior INDEF & Universitas Indonesia) dan Muhammad Faisal (Direktur Eksekutif CORE Indonesia) (*)

Editor : Redaksi