“Keduanya selalu menunjukkan komitmen dan kecintaan kepada masyarakat Maluku melalui dukungan yang sangat luar biasa. Terutama dalam mendorong dan memfasilitasi berbagai kegiatan sosial budaya masyarakat Maluku,” ungkapnya.

Marasabessy mengakui, tradisi adat ini merupakan simbol persatuan dan kerjasama antar warga, serta merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur. Terutama mereka yang telah menjaga,memelihara dan mewariskan tradisi pukul sapu lidi ini.

“Kita berharap, kedepan acara pukul sapu lidi dapat didesain dalam konsep kolaborasi antara Pemerintah dengan  Negeri Mamala dan Morela. Dimana Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Pusat, serta dukungan sektor swasta lainnya terus bergandengan tangan,” ajaknya.

Hal ini dimaksudkan, agar tidak hanya nilai-nilai luhur yang ada sebagai representasi jiwa anak-anak negeri tersampaikan ke masyarakat sebagai kontribusi kepada bangsa dan negara saja, tapi lebih dari itu menghadirkan pesta adat ini ke pentas budaya bahkan regional dan global.

“Jika dikelola dengan baik akan memiliki nilai ekonomis. Inilah suatu warisan budaya yang harus terus dijaga dan dijunjung oleh masyarakat Maluku,  bukan hanya warga dua negeri ini,” tutupnya (*)

Pewarta : Febby Sahupala