BERITABETA.COM – Nama Tijjani Reijnders belakangan ini menjadi sorotan pecinta sepak bola di tanah air.

Ia disebut diincar Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong untuk dinaturalisasi. Reijnders merupakan pemain keturunan berdarah Maluku yang kini merumput  bersama AZ Alkmaar, salah satu klub papan atas Liga utama Belanda, Eredivisie.

Keberadaan Tijjani Reijnders pantas saja membuat Pelatih Timnas Indonesia jatuh hati untuk dibidik masuk Timnas Indonesia.

Lalu siapa sebenarnya Reijnders?

Reijnders saat ini berusia 23 tahun. Reijnders lahir di Zwolle, pada 29 Juli 1988. Ia memiliki darah sepak bola dari sang ayah yang juga merupakan mantan pesepak bola Belanda, Martin Reynders.

Musim ini,  Tijjani Reijnders  sudah tampil sebanyak 28 pertandingan dan mencetak 2 gol serta 2 assist di semua ajang. Catatan itu bisa membuat Tijjani berpotensi dipantau oleh staf-staf pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal.

Ayahnya, Martin Reijnders merupakan mantan pesepakbola Liga Belanda kenamaan. Ia malang melintang di sejumlah klub papan atas Eredivisie. 

Melihat karier sukses sang ayah, tentu Martin Reijnders tidak akan mudah memberi restu kepada sang anak untuk berganti kewarganegaraan, karena potensi menjadi bintang muda di Eropa terbuka lebar dengan paspor Belanda.

Selain itu juga sang ayah memang bermimpi ada salah satu anaknya dari dua anak pria yang berkarier sebagai pesepakbola profesional di Eredivisie, untuk bermain di timnas Belanda.

Tijjani Reijnders disebut bakal jadi pemain yang akan dinaturalisasi timnas Indonesia.

Menurut Exco PSSI, Hasani Abdulgani, nama Tijjani Reijnders muncul setelah Kevin Diks dan Mees Hilgers tak jadi dinaturalisasi karena tak mendapat restu orang tua mereka.

"Dia keturunan Maluku. Pemain dari AZ Alkmaar," kata Hasani.

 

Dalam salah satu artikel di media Belanda, Elv Voetbal, Martin menjelaskan soal kemampuan putra pertamanya tersebut. Menurut Martin, putranya itu memiliki ketenangan di lapangan hijau.

"Tijjani sedikit lebih tenang dan bertindak bijaksana. Itu tercermin baik di lapangan ataupun kehidupan sehari-hari. Dia membaca permainan dengan sangat baik," ucap Martin.

Adik dari Tijjani, Eliano juga berprofesi sebagai pesepak bola. Menurut penuturan sang ayah, kedua putranya itu memiliki kemampuan yang berbeda meski sama-sama berposisi sebagai seorang gelandang.

Menurut Martin, Eliano sangat baik sebagai gelandang serang. Sementara Tijjani ialah pemain nomor 6 atau 8 yang sangat bagus.

"Pertanyaan yang paling sering saya tanyakan adalah, mana di antara keduanya yang terbaik? Anda tidak dapat membandingkannya. Kesamaan mereka adadlah keduanya serba bisa,"

"Tijjani memungkinkan pemain lain memainkan sepak bola yang lebih baik. Dia mampu membuat tempo permainan sangat baik, memberikan umpan silang dan mampu membaca ruang di lapangan,"

"Dia terlihat seperti saya di masa akhir karier. Dia juga memiliki kemampuan sangat bagus untuk membaca permainan. Dia bisa mengoper bola dengan kecepatan yang tepat baik di kiri ataupun kanan bidang permainan," papar Martin.

Martin pun memiliki pendangan tersendiri soal masa depan sang putra. Menurutnya yang terpenting saat ini kedua putranya tetap fokus mengejar karier di lapangan hijau.

"Dan melihat anak-anak saya bermain secara langsung adalah sesuatu yang selalu saya impikan. Ketika mereka pulang ke rumah, kami banyak berdiskusi soal permainan,"

Martin Reynders merupakan mantan penyerang klub Belanda, PEC Zwolle di era 80 hingga 90-an. Delapan musim, Martin membela PEC.