BERITABETA.COM, Masohi –  Wanita Penulis Indonesia [WPI] dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia [Mafindo] menggelar Workshop Sadar Literasi bertema  ‘Menangkal Hoax dengan Menulis Kreatif dan Inspiratif’.

Workshop ini digelar dalam menyambut Hari Kartini 21 April 2022 dan dilangsungkan di Aula Perpustakaan Daerah Masohi Sabtu, (09/04/2022).

Kegiatan ini juga berlangsung dengan menampilkan sebuah hasil karya dari istri Wakil Bupati Maluku Tengah,  Joan Raturandang Leleury berupa buku yang berjudul “Apa yang Kau Cari, Joan?,

Joan ikut tampil sebagai narasumber bersama Roesda Leikawa, Koordinator WPI dan Koordinator Mafindo Maluku, dan Yuniar Sakinah Waliulu, Ketua Bidang Informasi Komunikasi WPI Maluku.

Dalam paparannya, Roesda mengaku pelaksanaan workshop Sadar Literasi sebagai bentuk edukasi, perjuangan emansipasi wanita melalui karya tulis,  serta usaha untuk meningkatkan literasi digital dan berpikir kritis dalam menerima informasi yang bersebaran di media social.

“WPI dan Mafindo melihat momen Hari Kartini  ini penting untuk melakukan suatu gerakan positif di era digital, mengingat di tengah-tengah berlimpahnya informasi saat ini, kita berhadapan dengan problematika terkait literasi,” ungkap Roesda.

Koordinator Jurnalis Warga Kota Ambon ini mengatakan salah satu permasalahan yang kerap ditemui adalah penyebaran hoaks akibat rendahnya tingkat literasi dan berpikir kritis masyarakat dalam menerima dan mengolah informasi yang didapat di internet dan sosial media.

“Perkembangan teknologi ternyata tidak dibarengi dengan peningkatan level literasi media dan daya berpikir kritis inilah yang menjadi penghambat kemajuan kita di tengah kecanggihan teknologi,” tutur Roesda.

Sementara itu, Yuniar Waliulu juga memaparkan bagaiman menemukan ide untuk menulis. Dikatakan, membaca referensi semisal novel lain atau buku yang berhubungan dengan ide bisa menjadi cara ampuh mendapatkan ide baru.

“Membaca referensi bisa membuka mata dan pikiran kita tentang ide baru yang akan dituliskan,”tutur Yuniar.

Menurutnya, menulis tidak selalu tentang apa yang ada di pikiran, namun bisa juga dari apa yang dirasakan selama ini dalam hati. Cara ampuh lain yang dijelaskan juga adalah menjadi penulis tidak harus merasa semua idenya berasal dari diri sendiri, mencoba diskusi dengan orang sekitar kadang bisa memberikan ide yang lebih baik dari yang ada selama ini.

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pattimura ini juga mengatakan menulis juga merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan bangsa dalam bidang literasi.

“Tidak ada tulisan yang sempurna, tetapi selalu ada tulisan yang bermanfaat,” tandas perempuan yang pernah menjadi Redaktur Utama Biro Penerbitan Majalah Jurusan.

Pada kesempatan itu, testimoni juga dilakukan terhadap buku “Apa Yang Kau Cari, Joan? Sebuah Autobiografi dari Joan Raturandang Leleury, yang merupakan istri dari Wakil Bupati Maluku Tengah, Marlatu Leleury.

Joan menceritakan buku tersebut mengungkapkan perjalanan hidupnya dimana ia melewati berbagai macam pengalaman yang dimulai dari Bali, Lombok, Sulawesi Utara, Jakarta hingga sampai di Masohi.

Dikatakan, buku setebal 276 halaman ini merupakan buah jawaban untuk berbagai mutiara-mutiara kehidupan dari seluruh lika-liku pengalaman hidupnya.

“Lihatlah sesuatu dengan kacamata positif,” ungkap  penggemar warna ungu ini.

Joan mengungkapkan ia berkeinginan buku tersebut menjadi inpirasi bagi masyarakat. Diungkapkan, semangat berjibaku meniti hidupnya dibarengi oleh aneka talenta yang diberikan Tuhan, semangat kerja, kemandirian dan melayani sesama.

Joan mengatakan walaupun penulisan buku ini merupakan pengalaman pertama baginya, namun juga menberikan andil dalam memperluas dan bertumbuh dengan berbagai cara.

 Joan juga mengutip kata bijak dari seorang Pramoedya Ananta Toer bahwa orang boleh pandai setinggi langit tetapi selama tidak menulis, ia akan menghilang dalam masyarakat dan sejarah.

“Sometimes you will know the value of the moment, until it becomes a memory.”ungkap mantan ratu Manado 1969 ini (*)

Pewarta : Edha Sanaky