Gumpalan Asap Ayat - Ayat Cinta di Bib Rambla
Ia menyinggung tentang pemusnahan terbesar kitab suci dan buku - buku ilmu pengetahuan Islam di Granada oleh penguasa Andalusia dan di Baghdad oleh pasukan Mongol yang menenggelamkan karya - karya kaum Muslimin di sungai Tigris, hingga air sungai menghitam. Hasbunallah wa ni'mal wakiil, ni'mal maula wa ni'man nasiir !
Segala teror, tekanan, intimidasi terus menghantam masyarakat Granada sejak Sultan Boabdil menyerahkan kunci gerbang kota pada Ferdinand dan Isabella.
Meskipun Sang Sultan menitipkan pesan dengan membuat perjanjian agar kaum Muslimin dan Yahudi dijamin kehidupannya dan diperlakukan dengan adil, namun perjanjian itu diingkari mereka.
Para ahli sejarah memperkirakan jumlah buku yang dibakar lebih dari 4.000 sampai 5.000 jilid, baik tebal maupun tipis.
Bukan saja Al - Quran dan buku - buku ilmu pengetahuan, tapi juga risalah keagamaan dan puisi - puisi Sufi dalam kesusastraan Arab ikut menjadi debu.
Menurut mereka, memang di Granadalah tempat dimusnahkan puluhan karya mistik Sufi Ibnu Arabi dan puisi - puisi Abu Hasan Ash - Shadili. Kendati demikian, pihak kerajaan masih terus menganggap perintah mereka belum dijalankan sepenuhnya.
Sebuah dokumen multitafsir bertahun 1511 menunjukkan bahwa Raja Ferdinand merasa kurang puas karena buku - buku kesehatan, filsafat, serta catatan - catatan peristiwanya, masih utuh diselamatkan.
Begitulah hikmahnya. Buku - buku yang diselamatkan itu, nantinya menjadi jembatan ilmu untuk digilirkan Allah SWT kepada peradaban selanjutnya.
Mereka mengira, gumpalan asap ayat - ayat cinta di Bib Rambla yang mengepul, ikut memupuskan cinta umat Muslim pada Al - Qur'an.
Kini saatnya tamu agung ini datang. Merdu tilawah akan bergiliran, berkumandang di langit bumi.
Siapa yang bisa melenyapkan Al - Qur'an dari hati hamba yang selalu melafazkan ayat - ayat ini ? Ribuan Ramadhan telah membuktikannya.
Kenali Al - Qur'anmu. Kitab yang telah membuktikan begitu banyaknya kejadian di dunia ini. Petunjuk bagi hamba yang bertakwa.
Nyalakan lentera Ramadhanmu. Hidupkan cahaya amalan - amalan muliamu. Perbanyak muhasabah tentang dirimu. Sebab di sanalah tempat kita menjaga energi dan asa menuju syurga yang dijanjikan.
Ramadhan sudah di ambang ufuk. Semoga diizinkan Allah bertemu dengannya. Diizinkan Allah terus menemaninya, menebus segala ketidak ta'atan kepada-Nya. Mengejar kembali semua ketertinggalan hingga di garis finish.
In sha Allah, tak membuat kita menyerah dan tersingkir dari laga ujian Ramadhan.
Marhaban bulan penuh ampunan. Wallahu a'lam bishowab.
Geldrop, 28 Sha'ban 1444 H