BERITABETA.COM, Ambon – Dirwan Sombalatu,  guru honorer  di SMP PGRI Buano, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang menjadi korban penganiayaan oknum orang tua murid, masih terbaring lemas di RSUD Piru.

Kondisi guru honorer ini, menjadi perhatian  pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Maluku yang ikut menjenguk korban di RSUD Piru, Kabupaten SBB.

“Kondisi korban (Dirwan Sombalatu –red) masih lemas.  Masih sering pusing,  jika hendak ke kamar mandi harus ada yang membopongnya, karena belum kuat. Kami tadi sempat menjenguknya dan memberikan bantuan kepada keluarganya,“ kata Ketua PGRI Provinsi Maluku Nizham Toekan kepada beritabeta.com melalui salauran telepon selulernya, Rabu (11/03/2020) malam.

Nizham mengatakan, rombongan pengurus PGRI Provinsi Maluku melakukan kunjungan ke Piru dalam rangka menjenguk korban. Rombongan PGRI yang dipimpinnya, terdiri dari Wakil Ketua LKBH PGRI Pusat yang juga merangkap Ketua LBH  PGRI Maluku, Basirun, SH, Ketua PGRI Kabupaten SBB Drs. Cristian Manusama dan Kepala Cabang Dinas Dikbud Maluku, Abidin Papalia, SPd.

Pada kesempatan itu, kata Nizham,  Ketua LKBH meminta korban harus divisum, agar hasilnya dapat dijadikan alat bukti dalam proses penyidikan dan juga memperkuat proses di persidangan.

“Kami semua sudah sepakat, karena ini merupakan bentuk penganiayaan, maka penyelesaiannya harus menempuh jalur hukuh, karena bisa menjadi contoh kepada orang tua murid lainnya,” tandas Nizham.

Seperti diberitakan sebelumnya,  Dirwan Sobalatu dianiaya oleh oknum orang tua murid bernama Sainudin Ninilow pada tanggal 9 Maret 2020. Aksi sadis ini membuat korban harus dilarikan ke RSUD Piru untuk menjalani pengobatan.

Guru honorer ini dianiaya, karena pelaku tidak menerima hukuman yang dijatuhkan kepada anaknya. Kasus ini juga membuat pihak keluarga korban meminta diselesaikan secara hukum.

Terhadap masalah ini, Nizham juga meminta agar orang tua wali murid lebih bersikap bijak,  jika tidak menerima sikap atau tindakan guru  dalam mendisiplinkan anak di lingkungan sekolah, sebaiknya ditempuh dengan cara-cara yang pantas (BB-DIO)