BERITABETA.COM, Ambon – Wa Surti, bocah berusia 10 tahun, terbaring lemas karena menderita kanker pada bola matanya(retinoblastoma).

“Saya maunya seorang ibu bupati, walikota atau lurah, camat, RT, desa sebagai unsur pimpinan, tolong peduli dengan hal-hal yang menyangkut kesehatan seperti ini. Kasihan kalau sampai mereka terlambat ditangani,”

Bocah asal Desa Iha, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) itu,  terlihat tidak berdaya. Ia  dibawa orang tuanya di Ambon dan menginap di kamar kost kerabatnya di Desa Rumah Tiga, Ambon.

Kondisinya yang begitu tragis,  menjadi perhatian sejumlah pihak. Salah satunya istri Gubernur Maluku, Widya Murad Ismail, yang menyempatkan diri menjenguknya pada, Kamis (26/11/2020).

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku, ini menunjukkan kepeduliannya bagi anak-anak Maluku dari keluarga tidak mampu yang membutuhkan pertolongan medis.

Widya mengunjungi Surti melihat langsung kondisi bocah malang itu. Akibat sakit yang dideritanya, bola mata bagian kanan  putri dari  pasangan La Bulamba dan Wa Dima itu, mulai mengalami pembesaran.

Dalam tiga bulan saja, sel-sel kanker menyebabkan bola matanya membesar dan memerah di seluruh bagian mata. Kondisi ini membuat siswi kelas 1 SD itu menjadi tidak berdaya dan terbaring lemas.

Yeni Amat, salah seorang kerabat Surti menuturkan, awalnya pada Januari 2020, Surti hanya mengalami gejala berupa iritasi. Lama-kelamaan timbul benjolan disertai cairan, yang terus membesar dan merambah ke bagian kepala.

“Tiga bulan yang lalu, orang tua Surti lalu membawanya ke Ambon untuk berobat. Setelah melakukan pemeriksaan di salah satu rumah sakit di Ambon, Surti disarankan untuk dirujuk di rumah sakit di Jakarta atau Makassar, dikarenakan di Ambon belum memiliki peralatan medis yang memadai,” tutur Yeni.

Saran dari pihak rumah sakit tidak bisa dipenuhi, karena kedua orang tuanya tidak mempunyai biaya untuk pengobatan. Orang tua Surti  pun pasrah dengan kondisi yang dialaminya. Setiap hari Surti  hanya bisa terbaring lemas.

“Sudah tiga hari ini, kondisinya sudah mulai menurun. Surti sudah mulai merasakan sakit di bagian mata, telinga dan kepala. Ia pun sudah tidak ingin makan. Setiap makan pasti muntah,” kata Yeni.

Informasi tentang kondisi Surti ini, akhirnya  sampai di telinga istri Gubernur Maluku. Melalui salah satu anggota DPRD Provinsi Maluku, Ayu Hasanussi, kondisi Surti diceritakan hingga akhirnya Ketua TP PKK Provinsi Maluku itu menyempatkan diri menjenguknya.

“Tadi malam (Rabu, 25 November, red) saya berkoordinasi dengan ibu Ike Pontoh (Kadis Kesehatan Provinsi Maluku) dengan dokter anak dan Kepala Biro Kesra Pak Aji, agar saya bisa langsung melihat kondisi Surti. Alhamdulillah, hari ini saya bisa bertemu langsung dengan Surti dan kedua orang tuanya,” ungkap Widya penuh haru.

Atas kondisi bocah ini, Widya memastikan bersama Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Kesehatan akan membantu bocah itu sehingga bisa mendapat pengobatan dan penanganan medis yang layak.

“Yang pasti, kami sangat prihatin. Kok sampai satu tahun anak ini tidak tertangani,” sesal Widya.

Dia pun berharap, adanya perhatian pemerintah baik provinsi, kabupaten maupun kota, terkait penanganan medis terhadap anak-anak yang membutuhkan penanganan medis, apalagi mereka berasal dari keluarga tidak mampu.

“Mudah-mudahan ini menjadi contoh untuk para pemimpin-pemimpin di daerah. Terkhususnya di kabupaten/kota. Mari kita melihat anak-anak kita, generasi muda kita. Kalau memang dari Puskesmas atau dari dokter-dokter setempat yang sudah memeriksa awal ada gejala -gejala seperti ini,  baiknya tolong dirujuk. paling tidak ke provinsi,” pinta Widya.

Hal ini harus dibicarakan dengan serius. “Siapa lagi sih yang peduli dengan mereka, kalau bukan kita. Saya sangat yakin, dokter siapapun dia, pasti kita punya jiwa kemanusiaan dan empati,” imbuhnya.

Widya berharap hal-hal seperti ini, jangan hanya menjadi perhatian isteri gubernur. Dia meminta agar isteri-isteri kepala daerah lainnya juga memiliki sensitivitas terkait persoalan yang menimpa rakyatnya.

“Saya maunya seorang ibu bupati, walikota atau lurah, camat, RT, desa sebagai unsur pimpinan, tolong peduli dengan hal-hal yang menyangkut kesehatan seperti ini. Kasihan kalau sampai mereka terlambat ditangani,” tandasnya.

Widya mengatakan, kondisi Provinsi Maluku yang merupakan provinsi kepulauan, sangat berpengaruh terhadap pelayanan dasar khususnya kesehatan di daerah. Namun, jangan sampai menjadi hambatan untuk terus meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan.

“Jadi, tolong sekali lagi, saya berharap ini dijadikan contoh. Mari kita peduli dengan anak-anak kita yang memang memerlukan perhatian. Karena kebetulan keluarganya berkekurangan. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kita sebagai pimpinan untuk datang menolong. Harapan saya, jangan ada lagi anak anak kita yang tidak tertangani seperti ini,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Widya juga memberikan semangat kepada orang tua Surti dan meminta agar mereka selalu berdoa untuk kesembuhan Surti.

“Saja merinding karena kita ini ibu, nggak tega lihat seperti itu. Tapi sudahlah, saya sangat yakin kuasa Allah ada. Saya sampaikan ke orang tuanya untuk terus berdoa, minta kekuatan dan kuasa Allah, karena saya sangat yakin bahwa Allah punya rencana yang baik. Insha Allah, ikhtiar kita dan doa keluarga Surti di ijabah,” tandas Widya (BB-DIO)