Ia menyentil persiapan mengenai proses transformasi IAIN Ambon ke UIN. Dia mengaku pada era kepemimpinan Dr Hasbollah Toisuta [mantan Rektor], IAIN Ambon telah memprogramkan peluasan lahan IAIN Ambon di kawasan Negeri Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah 62 hektare.

Saat ini lahan dimaksud tengah diproses keberlanjutannya untuk tahapan penyelesaian pembayaran, sekaligus menjadi masterpland pembangunan UIN, karena telah diusulkan ke Pemerintah Pusat.

Bertalian dengan itu dalam pekan ini pihaknya mengadakan seminar internasional untuk mencari nama tokoh penyiar Islam di Maluku yang untuk ditetapkan sebagai nama kampus UIN Ambon.

Menurut dia, dari nama Imam Rijali yang telah ditetapkan sebelumnya, dinilai masih samar-samar. Zainal menyebut melalui seminar internasional kemarin, ada empat nama tokoh Islam yakni Nuku Zainal Abidin, Imam Rijali, AM Sangadji dan Kapitan Yongker.

“Selanjutnya, empat nama tersebut akan ditelaah dan ditelusuri jejaknya kembali, sehingga saat ditetapkan sebagai nama UIN Ambon, dokumen historis akademiknya benar-benar lengkap,” jelasnya.

Alasannya, dari seluruh syarat akademik untuk transformasi menjadi UIN telah rampung. Tinggal, penetapan nama sebagai pelengkap untuk kelanjutan proses dari yang sudah diusulkan.

Berkaitan dengan transformasi IAIN Ambon menuju UIN, ia mengaku telah dipanggil oleh Menteri Agama dan menanyakan hal dimaksud.

Ia menuturkan mengenai aspek dukungan, IAIN Ambon telah memperoleh [dukungan] dari Gubernur Maluku Murad Ismail maupun pimpinan DPRD Provinsi Maluku.

“Setelah semua proses rampung, jika tidak ada kendala yang melintang, Insha Allah perjuangan untuk alih status IAIN menjadi UIN Ambon dapat terwujud pada 2022 nanti,” harap Rektor. (BB)

 

Editor: Redaksi